Pembimbing ibadah, pengurus Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), dan ustad memainkan peran penting dalam memastikan kepatuhan jamaah pada jadwal dan rute melontar jumrah menurut Misbahudin Kepala Sektor Sembilan Daerah Kerja Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji.
“Saya melihat simpul-simpulnya ada pada pembimbing ibadah, ketua kelompok terbang, pengurus KBIH dan para kiai karena masyarakat awam itu kan tidak mengerti tentang afdholiyah secara umum,” kata Misbahudin di Kantor Daerah Kerja Mekkah, Selasa (30/8/2016) seperti dilansir Antara.
Menurut dia, tokoh-tokoh kunci itu bisa lebih mudah memberikan pengertian kepada jamaahnya mengenai jadwal dan rute melontar jumrah dan nasihatnya lebih dipatuhi.
Oleh karena itu Misbahudin berencana mengkoordinasi para tokoh kunci tersebut guna membantu mengatur jamaah saat menjalankan ritual lontar jumrah di Jamarat.
“Kalau tidak dikumpulkan sekaligus, kita datangi tiap-tiap hotel dan kita kumpulkan mereka,” katanya.
Cakupan Sektor Sembilan meliputi 13 pemondokan yang menampung jamaah dari 45 kelompok terbang (kloter) di Misfalah. Kloter terakhir menurut Misbahudin akan tiba pada 4 September atau empat hari menjelang puncak haji.
Kepatuhan jamaah mengikuti jadwal dan rute melontar jumroh sangat penting dalam upaya menghindari terulangnya peristiwa desak-desakan di jalur 204 Mina tahun lalu yang dilaporkan menewaskan dua ribu lebih korban jiwa.
Jamaah haji Indonesia dan Asia Tenggara diminta tidak melontar jumrah pukul 06.00 sampai 10.30 waktu Arab Saudi Pada 10 Dzulhijjah.
Pada hari tasyrik, jamaah Indonesia diimbau tidak melontar dari waktu dzuhur sampai ashar atau pukul 13.00 sampai 16.00 waktu Arab Saudi.
Bagi jamaah Indonesia ada dua rute besar menuju Jamarat untuk melontar jumrah.
Jamaah yang tinggal di Mina diminta menuju Jamarat melalui Terowongan Muaishim. Ada 134 ribu warga Indonesia yang akan melalui rute yang dianggap aman ini untuk melontar jumrah.
Rute kedua melalui Rumah Sakit Mina Al Wadi lalu menyusuri jalan 206 menuju Jamarat. Jalur pulang dari rute ini akan melalui Jalan Malik Fahd. Sekitar 21 ribu warga Indonesia yang tinggal di Mina Jadid akan melalui jalur ini.
Guna mencegah kepadatan, jamaah Indonesia akan diberangkatkan secara bertahap per kelompok terbang menuju Jamarat. (ant/dwi)