Seorang jamaah calon haji asal Nganjuk wafat di tenda kloter 28 embarkasi Surabaya menjelang wukuf di Arofah. Jamaah bernama Ny. Rumiyatun (74) asal dusun Gading, desa Sonoageng, kecamatan Prambon, Nganjuk.
Komaruddin ketua kloter 28 embarkasi Surabaya mengatakan, almarhumah wafat, Minggu (11/9/2016) pukul 03.40 waktu Arab Saudi atau pukul 07.40 waktu Indonesia bagian barat.
Almarhumah sebelumnya mengeluh sakit diare dan dehidrasi. Di Madinah, beliau juga mengeluh sakit yang sama. Menurut ketua kloter 28 embarkasi Surabaya, almarhumah sejak dari tanah air memiliki riwayat sakit darah tinggi dan selama di tanah suci ini diketahui juga sakit diabetes.
Sampai sekarang jenazah masih disemayamkan di tenda kloter 28 embarkasi Surabaya. Tadi banyak jamaah dari kloter-kloter sekitar datang bertakziah. Rencananya, jenazah akan dibawa ke Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah dan dikebumikan di Mekkah.
Sepanjang malam Arofah, Minggu (11/9/2016) tadi, banyak jamaah menunaikan sholat sunnah diantaranya sholat tahajud, hajat dan taubatan nasuhah. Menjelang wukuf pada Minggu (11/9/2016) pagi ini banyak jamaah yang mempersiapkan diri diantaranya berdzikir dan tafakkur. Ada juga yang mandi.Untuk mandi memang harus antre karena di Arofah ini jumlah kamar mandi sangat terbatas, krannya pun tidak semua mengalir.
Minggu (11/9/2016) pagi ini jamaah juga sudah dapat makan pagi berupa nasi, telur orak arik dan oseng-oseng wortel kacang polong. Berbeda dengan selama di pemondokan Madinah dan Mekah di Arofah ini, dapur katering dibuat secara darurat di dekat tenda.
Kebetulan tenda suarasurabaya.net dekat dengan lokasi dapur. Seluruh kokinya berasal dari Indonesia, itulah kenapa cita rasa masakannya masih tidak asing dengan lidah para jamaah. Layanan katering lainnya berupa air minum dingin dalam kemasan bisa diambil sendiri di lemari pendingin yang banyak tersebar di lokasi-lokasi tenda. Air panas untuk membuat teh atau kopi juga bisa diambil di dapur.
Tenda yang jadi tempat bermukim suarasurabaya.net selama di Arofah ini ada di maktab 62. Dengan jalur pelintas di dalam maktab berupa paving, ditanami dengan pohon-pohon akasia di sekitar tenda sehingga meskipun panas terik, ada tempat-tempat teduhnya jika siang hari. (edy/dwi)