Jumlah Jemaah Calon Haji (JCH) asal Lumajang yang akan diberangkatkan ke tanah suci terus berkurang. Jika sebelumnya yang terdata di manifes pemberangkatan haji dari Panitia Pemberangkatan Haji Indonesia (PPHI) Provinsi Jawa Timur sebanyak 918 JCH, kini berkurang 5 orang lagi yang gagal berangkat.
Artinya, rombongan JCH Lumajang yang akan diberangkatkan sesuai data manifes terakhir yang diterima Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lumajang tersisa 913 orang. Hal ini disampaikan Drs H M Mudhofar Kepala Seksi Haji dan Umroh Kantor Kemenag Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Kamis (18/8/2016).
Jumlah JCH yang diberangkatkan memang terus dikoreksi. Pengurangan itu terjadi antara lain karena meninggal, tunda berangkat atau batal dan pindah pemberangkatan atau mutasi antar daerah.
“Contohnya pindah pemberangkatan dari Lumajang ke Jember. Saya berkali-kali mengeluarkan perubahan data JCH karena prosesnya dinamis. Sehingga perkembangannya juga cepat. Seperti ada yang meninggal awalnya 2 JCH, kemudian ada 2 JCH lagi meninggal,” katanya.
Untuk penyusutan data manifes pemberangkatan rombongan haji Lumajang,Mudhofar menjelaskan awalnya jumlah rombongan sebanyak 927 JCH. Kemudian bertambah menjadi 929 JCH karena ada tambahan 2 orang yang mutasi masuk antara kabupaten/kota dalam provinsi.
Namun, jumlah ini berkurang 16 JCH karena penundaan keberangkatan, wafat dan mutasi keluar antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi. Jumlah JCH yang menunda keberangkatan sebanyak 5 JCH dnegan alasan bervariasi. “Ada yang menunda keberangkatan di tahun depan karena bergabung dengan keberangkatan orangtuanya, sakit dan alasan lain-lain,” ujarnya.
Sedangkan untuk JCH yang dilaporkan wafat hingga gagal berangkat sebanyak 4 orang dari Kecamatan Gucialit, Sendurop, Yosowilangun dan Tekung. Untuk JCH yang mutasi pemberangkatannya keluar dari Lumajang ke daerah lain sebanyak 7 orang ke Probolinggo, Jember dan Malang.
“Sehingga jumlah riil data manifes JCH yang diberangkatkan sampai 16 Agustus 2016, tinggal 913 orang,” katanya.
Dari data manifes yang diterima, juga tercatat JCH tertua yang akan diberangkatkan berusia 89 Tahun atas nama Abdul Hamid bin Jarai asal Dusun Krajan, Desa Wates Kulon, Kecamatan Ranuyoso. Sedangkan JCH termuda berusia 18 Tahun atas nama Hilma Alifatussuadah asal Dusun Tukum Kidul, Desa Tukum, Kecamatan Tekung.
MMudhofar menambahkan, untuk usia JCH yang mendominasi antara 50 tahun sampai 60 tahun. “Karena usia mereka sudah sepuh, jemaah harus mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan. Mereka harus tetap melihat perkembangan kesehatannya. Yakni dengan istirahat, jaga kesehatan, kalau ada masalah langsung periksa ke dokter atau Puskesmas setempat. Ini dilakukan agar saat pemberangkatan ke tanah suci nanti, tidak ada kendala,” katanya.
Sementara itu dari sisi pekerjaan didominasi dari kalangan petani. Lainnya dari kalangan pedagang, ibu rumah-tangga, PNS, TNI dan Polri. “Latar pekerjaan JCH yang paling banyak dari kalangan petani,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Mudhofar juga menjelaskan rombongan haji asal Lumajang akan terbagi dalam tiga kloter berbeda, yakni 58, 59 dan 61. Untuk kloter 58 yang berjumlah 445 JCH sesuai jadwal yang diterima akan diberangkatkan pada 1 September melalui Embarkasi Surabaya.
Sehingga JCH kloter 58 harus masuk ke asrama haji Surabaya sehari sebelumnya, pada 31 Agustus sesuai Surat Perintah Masuk Asrama (SPMA) yang diterima. Sedangkan kloter 59 yang juga berjumlah 445 JCH akan diberangkatkan pada 1 September dan harus masuk asrama haji sehari sebelumnya.
Untuk kloter 61 sebagai rombongan terakhir yang terisi hanya 23 JCH dari Lumajang bergabung dengan JCH Pasuruan akan diberangkatkan pada 3 September. JCH kloter terakhir dari Lumajang ini juga akan masuk ke Asrama Haji Surabaya sehari sebelum keberangkatan.
“Untuk pemberangkatan dari Lumajang, nanti akan dilepas oleh Bupati Drs H As’at Malik, Mag dari Stadion Semeru. Pelepasan akan dilakukan selama dua hari pada 31 Agustus dan 1 September,” katanya.
Saat ini, seluruh persiapan untuk pemberangkatannya telah memasuki tahapan akhir. Untuk persiapan tehnis sudah hampir semuanya, mulai dari penerbitan paspor hingga manasik dan pembagian koper.
“Tinggal penyuntikan vaksinasi influensa dan meningitis yang masih dilaksanakan bertahap. Setelah itu, tinggal CJH yang harus mempersiapkan diri secara personal untuk menjaga kesehatan dan kebugaran, agar bisa beribadah dengan lancar ke Tanah Suci nanti,” kata HM Mudhofar. (her/rid/ipg)