Berdasarkan data Kantor Urusan Haji Daerah Kerja (Daker) Mekkah, sekitar 130 jemaah Indonesia tersesat sudah ditangani selama lima belas hari operasional. Menurut pantauan suarasurabaya.net, rata-rata hampir sembilan 9 Jemaah Calon Haji yang tersesat setiap harinya dan telah tertolong oleh petugas haji di Daker Mekkah.
Sedangkan di wilayah Madinah, tercatat sekitar 1.800 Jemaah Calon Haji Indonesia tersesat selama 25 hari operasional haji tahun ini. Dari data tersebut, rata-rata sekitar 72 Jemaah Calon Haji Indonesia yang tersesat sudah dibantu petugas haji Daker Madinah.
“Jemaah yang tersesat di Mekkah hampir semuanya berusia lanjut dan ditemukan di sekitar Masjidil Haram setelah sholat 5 waktu atau umroh. Biasanya mereka tertinggal dari rombongannya, salah mengambil trayek bus atau bingung keluar dari pintu yang salah di masjidil harom,” kata Letkol Wagirun Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daker Mekah.
Wagirun juga mengatakan, banyaknya jemaah yang tersesat di Madinah daripada di Mekkah, kemungkinan karena Jemaah gelombang pertama pada saat di Madinah belum berpengalaman melakukan orientasi di lokasi.
“Begitu sampai di Mekkah, mereka sudah banyak belajar dari pengalaman dirina dan orang lain. Sedangkan untuk gelombang kedua, karena sosialisasi cukup gencar dilakukan membuat jemaah lebih waspada,” katanya.
Meskipun tidak banyak, jemaah berusia muda sekitar 30-40 tahun yang tersesat kebanyakan akibat disorientasi dampak dehidrasi ekstrim. Namun, setelah mendapatkan penanganan medis, mereka bisa pulang kembali ke pemondokan.
Sementara itu, di wilayah Madinah juga melakukan hal yang sama. Pelayanan dan perlindungan jemaah tidak hanya dilakukan oleh Seksi Perlindungan Jemaah di Daker ataupun sektor saja, tetapi juga dijalankan semua unsur petugas haji.
Mekanisme petolongan jemaah tersesat, ada beberapa opsi yang biasanya dilakukan oleh masing-masing petugas. Selain diantarkan kembali ke pemondokan, jemaah juga dibawa ke Daker untuk ditangani. Saat di sana, mereka diberi makan dan mendapatkan penanganan medis sesuai dengan kondisi jemaah tersebut. Selain itu, mekanisme pertolongan lainnya yaitu dijemput oleh petugas dari sektor dimana jemaah itu tinggal.
Masih rendahnya tingkat Jemaah Calon Haji Indonesia yang di Mekkah dibandingkan dengan di Madinah, Wagirun tidak mau anggap enteng. Menurutnya, pelaksanaan operasi di Mekkah masih panjang hingga pertengahan Oktober mendatang.
“Bisa saja nanti setelah wukuf, malah lebih banyak jemaah yang tersesat,” kata Wagirun. (edy/tit)