Tunaikan Ibadah Haji dengan Kruk

Munaji bin Riyono (65 tahun) pedagang sayur Pasar Keputran akhirnya naik haji tahun ini. Meski harus berjalan dengan kruk, pria ini tetap bersemangat menjawab panggilan Allah SWT ke tanah suci.

Ibadah haji bagi Munaji tentu akan berbeda dengan ibadah haji bagi calon haji lainnya. Dia yang seorang penyandang difabel harus menunaikan seluruh rukun haji selama sebulan dengan kruk.

Sebabnya, pria warga Candi Sidoarjo ini telah kehilangan kaki kanannya sejak 1985 lalu dalam sebuah kecelakaan tragis yang menewaskan salah seorang temannya.

Kakek dua cucu ini mengaku berpasrah diri kepada Allah SWT. “Hanya Allah yang tau kondisi saya,” ujarnya ketika ditemui wartawan di Asrama Haji Sukolilo, Sabtu (29/8/2015).

Munaji berangkat ke tanah suci bersama Asning Amah (53 tahun), istrinya. Keduanya merupakan jemaah calon haji kloter 17 dari Kabupaten Sidoarjo.

Munaji menahan air matanya agar tidak luruh ketika mengingat peristiwa tragis di Lemah Abang, Pasuruan, yang menimpanya puluhan tahun lalu.

Kecelakaan motor bersama kawannya itu masih menyisakan kesedihan yang mendalam, yang mengubah seluruh hidupnya.

Barangkali, memang sudah digariskan demikian, kecelakaan itu mengajari Munaji untuk bersabar.

Kini, setiap harinya Munaji bisa menjual 1,7 ton sayuran setiap hari. Hasil dagangannya bisa mencapai Rp500ribu hingga Rp1juta.

Penjual sayur ini juga mampu mewakafkan sebidang tanah yang dia dirikan menjadi Mushola Bumi Allah yang kini menjadi Tempat Pendidikan Quran (TPQ).

H. M Shubuh Dirjen Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes RI mengatakan, tidak ada masalah bagi calon haji difabel berangkat ke tanah suci.

“Tidak ada masalah, difabel tetap diberangkatkan. Asalkan jemaahnya kuat,” kata Shubuh saat di Birr Ali Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Sabtu. (den)