Abdul Kadir Karding Sekjen DPP PKB, menegaskan saatnya negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) meminta pertanggung jawaban Pemerintah Kerajaan Arab Saudi atas tragedi di Mina.
Musibah yang menimpa jamaah haji di daerah jamarat saat akan melontar jumroh bukan kali pertama terjadi dan Kamis (24/9/2015) musibah terulang kembali, mengakibatkan sekitar 717 jamaah haji meninggal dunia dan lebih dari 800 orang menderita luka-luka.
Kata anggota DPR yang pernah menjadi Ketua Komisi VIII mitra kerja Kementrian Agama, meskipun Arab Saudi pemegang otoritas atas Tanah Suci tidak boleh semaunya sendiri dalam melayani tamu Allah yang datang dari seluruh dunia.
Azumadi Azra cendekiawan muslim Indonesia, menilai musibah di Mina yang berulang-ulang ini, menunjukkan Arab Saudi tidak serius mengamankan tamu Allah tersebut.
Arab Saudi harus lebih terbuka dalam pengelolaan ibadah haji yang setiap tahunnya diikuti jutaan orang, sebaiknya menerima masukan saran dari negara lain, agar pelaksanaannya lebih baik.
Lalu Mohammad Iqbal Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Kemenlu mengatakan Pemerintah Indonesia kesulitan memperoleh data jumlah jamaah haji yang meninggal dunia dalam tragedi Mina.
Sementara data yang beredar di beberapa media, diragukan kebenarannya oleh beberapa negara.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (26/9/2015), pihak berwenang Arab Saudi telah merinci jumlah korban berdasakan asal negara. Tapi ada yang disebutkan negaranya, tapi jumlah korbannya belum terkonfirmasi.
Jamaah haji asal Iran yang dilaporkan meninggal dunia sejumlah 131 orang, namun pimpinan Iran menyebut jamaah Iran yang meninggal dunia lebih dari 300 orang. Iran munuding Arab Saudi tidak jujur dalam menyebut jumlah korban yang sesungguhnya karena musibah ini akibat keteledoran Arab Saudi.
Muhammad Iqbal mengakui, simpang siurnya jumlah korban meninggal dunia, membingungkan Pemerintah Indonesia maupun negara lain.(jos/iss)