Jamaah Calon Haji (JCH) Indonesia yang berada di Makkah diimbau agar tidak keluar pondokan dan diminta untuk selalu mematuhi aturan yang ditetapkan tim kloter, untuk mewaspadai terjadinya cuaca buruk seperti Jumat (11/9/2015) kemarin.
“Kami imbau jamaah yang ingin keluar pemondokan, khususnya dari Surabaya, ditahan dulu,” kata Sutarno staf penyelenggara haji Kementerian Agama Jatim yang sedang berada di Makkah, kepada Radio Suara Surabaya, Sabtu (12/9/2015) malam.
Pada Sabtu sekitar pukul 16.00 waktu Arab Saudi, di Makkah terpantau tidak ada angin kencang dan suhu udara masih sekitar 40 derajat Celcius.
Sementara, pada Sabtu sore lokasi crane yang ambruk di dekat lantai sa`i telah dibersihkan. Masjidil Haram sudah digunakan untuk sa`i dan thawaf.
Berdasarkan data yang dirilis website resmi Kemenang pada Sabtu malam, enam orang JCH Embarkasi Surabaya masih dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi pasca insiden jatuhnya crane di Masjidil Haram yang diduga karena cuaca buruk, Jumat (11/9/2015) malam.
Keenam JCH tersebut adalah Mudjianingsih Matkiran Hubait dari kloter SUB 17, Murodi Yahya Kasani dari kloter SUB 1, Hasan Mansur Ahmad dari kloter SUB 10, Sainten Said Tarub dari kloter SUB 15, Nuruddin Baasith Sujiyono dari kloter SUB 21 dan Isnainy Fadjarijah Abdul Djumal dari kloter SUB 21.
Sutarno menyebutkan, keberadaan Media Center Daerah Kerja (Daker) Makkah dan call center 966543603154 bermanfaat agar keluarga JCH tidak menerima kabar yang simpang siur. “Petugas selalu menginformasikan data yang valid,” katanya.
Sedangkan, Agung Prabowo Suara Surabaya Media melaporkan, penyelenggaraan haji tahun ini diperkirakan akan mengalami banyak kendala karena pelebaran tempat tawaf dijadwalkan akan selesai 22 September molor.
“Kalau itu terjadi kendalanya nanti pada saat thawaf ifadah (tawaf rukun haji) akan terjadi kemacetan yang luar biasa,” kata Agung yang juga merupakan salah satu Jamaah Calon Haji di Makkah.(iss/ipg)