Panitia Penyelenggara Haji Indonesia ( PPIH) daerah kerja Makkah siap menyambut jamaah haji asal Indonesia yang akan datang dari Madinah maupun langsung dari tanah air.
“Bisa saya katakan, persiapannya sudah 90 persen,” kata Arsyad Hidayat Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah di Makkah, Arab Saudi, Minggu (23/8/2015) seperti dilansir Antara.
Ia menjelaskan bahwa dari aspek sarana dan prasarana baik untuk penyediaan pemondokan, katering dan transportasi sudah siap.
“Tinggal memastikan saja, fasilitasnya ada dan berjalan sesuai rencana,” ujar Arsyad.
Ia mengakui tidak mudah melayani jamaah dengan sempurna selama mereka tinggal kurang lebih 26 hari di Makkah, karena ada saat bersamaan yaitu pada puncak haji, semua jamaah dari seluruh dunia yang jumlahnya mencapai tiga juta orang akan berada di Makkah.
Oleh karena itu, petugas PPIH daker Makkah yang jumlahnya mencapai 668 orang diminta bekerja keras dan memberi pelayan terbaik kepada jamaah haji Indonesia.
“Saya berharap kepada petugas, melayani tamu Allah dengan penuh penghormatan dan amanah. Harus diperhatikan betul jangan sampai ada yang kurang,” katanya.
Ia menjelaskan PPIH daker Makkah yang terdiri 10 sektor, termasuk sektor khusus di Masjidil Haram telah menyiapkan bus Shalawat yang akan mengantar jamaah yang pemondokannya di atas 2 km untuk beribadah ke Baitullah.
Selain itu, 23 perusahaan katering telah dikontrak untuk menyiapkan makan siang selama jamaah berada 15 hari di Makkah.
“Tahun ini pertama kali layanan katering makan siang di Makkah. Deg-degan, khawatir ada masalah,” ujar Arsyad.
Untuk itulah, ia meningkatkan jumlah personel pengawas katering dari 5-6 orang menjadi 7-9 orang. “Agar tidak ada kendala dan masalah,” katanya.
Pihaknya juga berupaya memastikan fasilitas pemondokan terbaik bagi jamaah, dengan menempatkan mereka di hotel berbintang tiga atau empat.
“Kami menyiapkan hotel yang bagus dibandingkan tahun lalu, dan memiliki kapasitas besar,” ujar Arsyad.
Oleh karena itu, ia meyakinkan bahwa tahun ini tidak akan ada pemadatan penempatan jamaah di pemondokan, karena pemerintah cq Kementerian Agama selaku penyelenggara haji telah mengatur agar jamaah bisa nyaman berada di kamar hotel.
Ia mengatakan, tasyrih aturan kelayakan hotel yang resmi dikeluarkan oleh Baladiyah Arab Saudi tidak digunakan karena tim perumahan mempunyai takhsir (kriteria) tersendiri. Arsyad mencontohkan ketika tasyrih menilai kamar tertentu bisa diisi empat orang, pihaknya mengisi dengan tiga orang.
“Gedung di sektor delapan yang kapasitasnya mencapai 28.009 orang, hanya kami isi 21.500 saja,” ujarnya mencontohkan.
Narsyad mengatakan pihaknya ingin memberikan pelayanan terbaik kepada 155.200 jamaah haji reguler Indonesia yang telah menabung dan menunggu menjadi tamu Allah. (ant/dwi)