Berdasarkan data yang dihimpun Daker Bandara Jeddah-Madinah, sampai pukul 11.00 WAS total jumlah koper jamaah mencapai 1.069 koli, dan total air zam-zam yang berhasil disita petugas mencapai 3.499 kilogram atau sekitar 3,5 ton.
Paling banyak jamaah yang membawa air zam-zam dalam koper yang tersebut berasal dari embarkasi Jakarta – Pondok Gede (JKG), kemudian Solo (SOC), Medan (MES), Lombok (LOP), Makasar (UPG), Balikpapan (BPN), dan Padang (PDG).
Temuan itu berasal dari 8.117 haji dari 21 kloter.
Ditambahkan Edayanti Dasril Munir Kepala Seksi Kedatangan dan Pemulangan Daker Bandara Jeddah-Madinah, tahun lalu yang patuh terhadap larangan membawa air zam-zam di koper adalah jamaah dari Aceh.
Sementara itu dalam kunjungan kerjanya ke Madinatul Hujjah, Lukman Hakim Saifuddin Menteri Agama melihat langsung air zam-zam yang dikemas dalam botol dan jeriken yang dilakban, yang coba disembunyikan jamaah di koper mereka.
Menag Lukman juga mengaku heran masih banyak haji yang membawa air zam-zam dalam koper meski petugas Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) telah mensosialisasikan larangan bawa air zam-zam dalam koper sejak jamaah berada di Tanah Air.
“Kami mengimbau jamaah agar mematuhi larangan tersebut karena berpotensi mengancam penerbangan,” kata Lukman.
Ia berjanji akan berusaha pada musim haji mendatang bisa meningkatkan jumlah air zam-zam dari lima liter menjadi 10 liter per haji, sehingga tidak ada lagi kasus air zam-zam disembunyikan dalam koper.
“Kami akan berikhtiar untuk itu,” ujarnya.
Pemerintah akan mencoba membahas hal tersebut dengan otoritas penerbangan baik dari Garuda Indonesia maupun Saudi Airlines.
Dalam kesempatan itu, Menag juga melaporkan bahwa 38 kloter yang membawa 15.625 jamaah telah bertolak ke Tanah Air. (ant/dwi)