Sebanyak 12 haji asal Jawa Timur masih tertinggal di Arab Saudi hingga kedatangan 50 dari 64 kelompok terbang (kloter) di Debarkasi Surabaya, Selasa.
“Ke-12 haji itu umumnya sakit, bahkan ada seorang yang pingsan di Bandara Madinah dan seorang lagi dikabarkan meninggal,” kata HM Sakur Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya, seperti dilansir Antara.
Menurut Sakur yang juga Kabid Haji dan Umrah Kemenag Jatim itu, jemaah haji asal Jatim semula ada 14 orang yang tertinggal di Arab Saudi, namun dua orang di antaranya sudah pulang bersama Kloter 48 pada Minggu (18/10/2015).
“Dua haji yang dinyatakan sakit dan sudah pulang dengan Kloter 48 adalah Habib Mukri Abdurrohman (53) asal Lamongan dan Timbul Abdul Mutolib Saleh (66) asal Lumajang,” katanya.
Ke-12 haji asal Jatim yang sakit dan belum pulang atau masih tertinggal di Arab Saudi hingga Selasa (20/10/2015) adalah:.
1. Kulisah Makrup Somo (Bojonegoro/dikabarkan wafat).
2. Sardi Minto Muhammad (Sidoarjo).
3. Saiman Karto Rejo (Gresik).
4. Rahayu Astro Adji (Kabupaten Mojokerto).
5. Somo Dazim Besar (Lamongan).
6. Samsuri Achmad Rais (Bojonegoro).
7. Saripah Sarmun Sairun (Batu).
8. Sarmawi Bahari I (Kabupaten Malang).
9. Juwarni Darsip Darmin (Kabupaten Malang).
10.Muji Mulyani Suwadji (Kota Malang).
11.Toeni Mattahan Buden (Kota Surabaya).
12.Kasmina Mangun S (Kabupaten Probolinggo).
“Mereka akan ditunggui hingga kloter terakhir (Kloter 64) yang pulang pada Senin (26/10/2015), namun bila belum sembuh akan diurus PPIH Arab Saudi dan Kemenag RI,” katanya.
Informasi dari Bagian Pengumpulan dan Pengolahan Data PPIH Debarkasi Surabaya menyebutkan hingga Selasa (20/10/2015) tercatat 86 haji asal Jatim yang wafat di Tanah Suci dan tujuh haji yang wafat di Tanah Air.
Penyebab wafatnya ke-86 orang itu di Tanah Suci itu antara lain korban Tragedi Mina, Tragedi Crane, dan sakit yang umumnya respiratory disease, serangan jantung, hipertensi, dan cardiovascullar disease.
Tiga dari 86 haji asal Jatim yang wafat di Tanah Suci itu belum memiliki dokumen resmi dari pihak rumah sakit maupun konsulat, kecuali sebatas informasi dari teman dalam satu kloter.
Untuk tujuh haji yang wafat di Tanah Air meliputi tiga orang meninggal di pesawat dan lainnya meninggal di Rumah Sakit Haji/Debarkasi Surabaya.
“Kami mencatat 60 persen dari 27.323 calon haji Jatim tergolong risti (risiko tinggi) secara kesehatan, meski hanya 20 persen yang risti berat,” kata dr Susanto MSH SpKP Kabid Kesehatan PPIH Embarkasi Surabaya.
Oleh karena itu, pihaknya berusaha seoptimal mungkin melakukan pemeriksaan kesehatan jemaah haji, baik semasa di Tanah Suci maupun di Tanah Air, sejak pemberangkatan hingga pemulangan.
“Untuk pemulangan, kami melakukan antisipasi terhadap kemungkinan jemaah haji terduga MERS melalui pemeriksaan yang ketat bagi jemaah haji yang memiliki suhu tinggi melampaui 38 derajat,” katanya.
Berdasarkan informasi yang beredar, petugas kesehatan PPIH Debarkasi Surabaya sempat menduga seorang haji asal Bulakbanteng Surabaya bernama Hodri (Kloter 4) terindikasi MERS, karena memiliki suhu tubuh 39 derajat, namun ternyata suspect TB.(ant/iss/ipg)