Jumat, 22 November 2024

Banyuwangi Masuk 10 Daerah Peringkat Tertinggi Pariwisata Indonesia

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Wisatawan sedang melepas tukik di Pantau Boom Banyuwangi. Foto : Dok. suarasurabaya.net

Kabupaten Banyuwangi dinobatkan menjadi satu dari 10 kabupaten/kota peringkat tertinggi Indeks Pariwisata Indonesia. Penilaian ini dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan para pemangku kepentingan dengan mengacu pada Travel and Tourism Competitive Index dari World Economic Forum (WEF).

“Hari ini baru diumumkan kabupaten/kota di Indonesia yang dinilai terunggul, salah satunya Banyuwangi,” kata Abdullah Azwar Anas Bupati Banyuwangi ketika ditemui usai menghadiri sebuah acara di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (6/12/2016).

Menurut Anas, Indeks Pariwisata Indonesia disusun berdasarkan sejumlah kriteria. Di antaranya aspek tata kelola, infrastruktur pendukung, potensi wisata, dan lingkungan pendukung bisnis pariwisata.

Banyuwangi mendapatkan nilai tinggi karena bisa mengembangkan pariwisata dengan baik. Meski berangkat nyaris dari nol untuk mengembangkan pariwisatanya, namun infrastruktur pariwisatanya di Banyuwangi saat ini sudah sangat maju.

“Ini cukup membanggakan karena dari 10 daerah, mayoritas adalah kota besar yang pariwisatanya sudah terkenal dan maju sejak dulu,” kata Anas.

Adapun kabupaten/kota yang masuk Top 10 selain Banyuwangi adalah Kota Denpasar, Batam, Surabaya, Semarang, Bandung, Bogor, Sleman, Bandung, dan Bantul.

Anas mengatakan, salah satu faktor terpenting dalam pengembangan pariwisata adalah partisipasi publik. Di Banyuwangi, partisipasi dari masyarakat cukup berkembang.

Kelompok anak muda mengembangkan wisata di kampung-kampung, seperti hutan pinus Songgon, wisata sejarah Kampung Temenggungan, wisata kopi Gombengsari, Desa Wisata Banjar, Jelajah Budaya Desa Adat Kemiren, dan Bangsring Underwater.

“Partisipasi dari masyarakat ini yang tidak ternilai. Artinya rakyat merasakan dampak langsung pariwisata terhadap kesejahteraannya, sekaligus mampu membentuk budaya aman, ramah, dan toleran di lingkungannya masing-masing,” kata Anas.

Menurut dia, pengembangan sektor pariwisata ini bukan hanya sekadar gaya, melainkan juga karena efektivitasnya dalam menggerakkan perekonomian masyarakat. Pariwisata adalah sektor yang paling murah dan cepat dalam memberikan dampak perekonomian.

Hari ini promosi, sebulan kemudian ada orang datang dan langsung menghasilkan transaksi, seperti jasa transportasi, kuliner, dan hotel.

Terbukti, dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian daerah terus menggeliat. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banyuwangi naik signifikan sebesar 85 persen dari Rp32,4 triliun (2010) menjadi Rp60,2 triliun (2015). Adapun pendapatan per kapita warga melonjak 80 persen dari Rp20,8 juta per tahun pada 2010 menjadi Rp37,7 juta per tahun pada 2015.

“Tapi pariwisata bukan hanya soal ekonomi, pariwisata adalah payung bagi pengembangan sektor lainnya, mulai infrastruktur hingga kompetensi SDM. Lewat pariwisata, daya saing warga meningkat,” ujar Anas. (fik/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs