Namanya Aishwarya Neysa Putri, perempuan kelahiran 30 April 2003 ini merupakan peserta yang lolos tahap selanjutnya program Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa. Ini merupakan program yang digagas Suara Surabaya (SS) bersama Universitas Surabaya (Ubaya).
Perempuan yang akrab disapa Neysa ini merupakan seseorang yang berbakat di bidang seni, khususnya tari tradisional yang telah dikenalnya sejak usia empat tahun.
“Saya penari yang masih ingin terus belajar dan berkarya,” katanya pada Suara Surabaya.
Sejak TK, Nesya sudah diperkenalkan dengan tari tradisional. Karena kecintaannya pada seni dan ingin coba hal baru, Neysa kemudian belajar berbagai bentuk seni lainnya seperti modern dance, presenter, dan modeling.
Saat kelas 3 SD, Nesya menekuni hobinya dengan bergabung di sanggar tari bernama Laboratorium Remo yang dibina oleh Dini Ariyanti.
“Saat saya masih SD, saya sangat ambisius dengan hobi saya. Pada saat itu juga saya berpendapat buruk tentang tari tradisional, karena ketinggalan jaman. Akhirnya saya coba hal baru,” ungkapnya.
Dua tahun berselang, perempuan yang tinggal di Petemon Surabaya ini mendadak jatuh cinta dengan tari tradisional, sehingga Neysa kembali menekuninya hingga bisa ikut membantu mengajar di sanggar tempatnya belajar.
“Saya salah satu murid sekaligus membantu melatih teman-teman yang ada di sanggar Laboratorium Remo Surabaya,” katanya.
Kegigihan perempuan yang bersekolah di SMAN 21 Surabaya ini membawanya memiliki segudang prestasi. Baik tari tradisional, modern dance, modelling, membaca puisi hingga menjadi master of ceremony (MC).
Neysa pernah mendapat peringkat kedua Lomba Pembawa Acara Tingkat Kota, juara satu Lomba Baca Puisi Tingkat Kota pada 2008, juara satu Pemilihan Bintang Anak Indonesia pada 2012, juara dua Pemilihan Putra-Putri Bintang Tahun 2012 dan masih banyak lagi.
Di bidang tari modern, Neysa berhasil mendapat peringkat pertama pada Dance Competition ICA East Java Cup 2019 di Surabaya, juara tiga Lomba Modern Dance dalam rangka Dekan Cup 2020 Fakultas Ilmu Budaya Award, juara satu School Dance Competition Senior 7 th Ica East Java Cup 2020 oleh Indonesian Cheer Association, dan masih banyak lagi.
Sedangkan pada bidang tari tradisional pada tahun 2020 dan 2021, Neysa pernah meraih juara satu Festival Lomba Tari Kreasi Memperingati Hari Pahlawan Tingkat Jawa Timur 2020, Boney World Superstar Bangladesh Online International Cultural Competition & Festival 2021, peserta 20 Besar Kompetisi Tari Ksatria secara Virtual berskala Internasional 2021, juara harapan dua Kompetisi Tari Kreasi Tradisional Se Jawa Timur 2021.
Serangkaian prestasi itu, dia raih tentunya dengan perjuangan yang tidak mudah, seperti membagi waktu semaksimal mungkin untuk mengenyam pendidikan formal dan melatih bakatnya. Neysa pun memberikan tips untuk mengatur waktu antara belajar dan hobi.
Pertama, ceritakan hobi kepada orang tua. “Karena support dan doa ortu itu penting dan bisa mengingatkan kalian agar sekolah dan hobi seimbang,” jelasnya.
Selanjutnya, jika ada event atau lomba yang bertepatan saat sekolah, jangan ragu untuk bertanya ke guru atau teman dekat di kelas. “Usahakan waktu latihan hobi tidak di saat jam belajar, karena pendidikan juga penting untuk masa depan,” ucapnya.
Terakhir, “Harus semangat dan menjalani semuanya dengan happy agar tidak jadi beban untuk kalian,” kata Neysa.
Sedangkan bagi yang baru ingin memulai belajar tari tradisional, Neysa juga memberikan tips berdasarkan pengalaman yang dia miliki.
“Saat pertama kali belajar suatu tarian, kunci awal adalah percaya diri. Awalnya saya gak percaya diri karena di luar sana banyak teman-teman yang jauh lebih bagus dan profesional dalam menari. Tapi karena dorongan dari orang tua dan kemauan diri sendiri, rasa percaya diri perlahan akan tumbuh dalam diri kita,” jelas perempuan berusia 18 tahun.
Nesya juga meminta untuk menggunakan hati ketika menari. “Menurut saya menari harus menggunakan hati, telaten dan sabar, agar wirogo wiroso dan wiromo muncul dalam suatu tarian yang kita bawakan,” tambahnya.
Latihan yang rutin juga menjadi kunci. “Melakukan olah tubuh dan belajar senyum yang tulus di depan kaca agar tarian yang kita bawakan tersampaikan ke penonton dan yang paling penting jangan cepat puas jika mengalami keberhasilan,” ungkap Neysa.
Neysa berharap dia bisa melestarikan budaya Indonesia dan dapat menerapkan kesenian dalam pendidikan. “Saya berharap dapat terus melestarikan kesenian budaya Indnoesia khususnya tari tradisional dan dapat menerapkan kesenian dalam pendidikan,” tambahnya.
Target utamanya, dia ingin membuat suatu garapan karya baru yang dapat menginovasi kaum milenial. “Dapat mengubah pola pikir anak muda jaman sekarang bahwa kesenian Indonesia terutama tari tradisional itu ngga ketinggalan jaman karena tari tradisional sekarang banyak jenisnya,” jelasnya.
Neysa juga ingin memberikan pelatihan atau workshop tari kepada penari pemula yang bekerja sama dengan sanggar yang dia ikuti dan suatu saat, dia dapat mewujudkan mimpinya untuk membuka sanggar sendiri yang dapat diikuti oleh siapapun.
“Saya percaya apapun yang dikerjakan dengan tulus, ikhlas pasti akan berjalan bagaimana mestinya. Jadi yuk sama-sama kita melestarikan kesenian Indonesia dan menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa tari tradisional dapat membanggakan dan mengharumkan nama Indonesia. Pasti orang tua turut bangga,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, sebelumnya terdapat 130 peserta Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa yang mendaftar. Ada 99 peserta yang lolos tahap selanjutnya.
Program kolaborasi Suara Surabaya dengan Ubaya ini bisa menginspirasi Kawan Muda di tengah pandemi dengan tujuan membangkitkan semangat kepedulian khususnya kepada Indonesia.
Diharapkan ke depan Program Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa bisa menjadi wadah bagi anak muda yang memiliki prestasi, karya yang memberikan pengaruh positif baik pada keluarga, lingkungan, serta masyarakat guna mengembangkan soft skill.
Peserta yang lolos tahap selanjutnya kemudian mengikuti virtual gathering, personal development workshop, tes bakat minat dan konsultasi, serta diakhiri dengan leadership camp sekaligus awarding di Ubaya Training Center (UTC) Trawas, Mojokerto, Jawa Timur.
Peserta juga memiliki peluang mendapatkan beasiswa hingga 100 persen kuliah di Ubaya baik jenjang S1 maupun S2.
Program Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa ini persembahan Suara Surabaya Media dan Universitas Surabaya (Ubaya) The First University In Heart And Mind, didukung Dealer Vespasatya PT Satya Mandiri Motors, dan JETE – Best For Your Gadget.(frh/ipg)