Bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Trenggalek tidak membuat Ali yang menjadi salah satu peserta dan pemenang Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa (IBMLB) terjebak pada rutinitas keseharian. Pria bernama lengkap Mohammad Ali Mahfud Efendi itu tak pernah berhenti melakukan hal-hal baik untuk memberdayakan pemuda, juga ratusan ibu-ibu di lingkungan rumahnya hingga membantu menyediakan paket isolasi mandiri di Trenggalek.
Pandemi memang telah merugikan banyak pihak, begitu juga ratusan ibu-ibu di sekitar rumah Ali di Desa Ngulanwetan, Pogalan, Trenggalek, Jawa Timur yang mayoritas bekerja sebagai buruh pabrik. Banyak dari mereka menganggur karena perusahaan tempat mereka bekerja terdampak pandemi. Sedangkan para suami mereka, kebanyakan pergi ke luar negeri untuk menjadi TKI.
Kondisi tersebut menggugah hati Ali untuk membantu para ibu-ibu ini. Apalagi, ia merasa sepenanggungan karena ia besar dari orangtua yang kurang mampu yang bekerja sebagai TKI. Akhirnya tercetuslah ide untuk mengajak para ibu-ibu ini membuat bisnis kerajinan tangan seperti hampers dan parcel dan mempromosikannya secara online melalui instagram @parcel_trenggalek.
View this post on Instagram
Sedangkan untuk pengiriman parcel, ia menggandeng pemuda di desanya yang baru lulus dan belum mendapatkan pekerjaan untuk membantu mengirim ke customer.
“Sejak Covid-19 tahun lalu, pada ngeluh semua nggak punya gawean opo-opo. Akhirnya saya inisiatif membuka bisnis mulai dari hampers, parcel dan sourvenir dengan mengajak para ibu-ibu,” kata pria berusia 25 tahun itu saat dihubungi suarasurabaya.net.
Apalagi saat itu sedang momen menjelang Idulfitri. Sehingga pendapatan yang diperoleh dari bisnis ini lumayan menambah pendapatan para ibu-ibu di desanya.
Setiap kelompok terdiri dari 5 ibu-ibu. Sedangkan ada satu kelompok yang ada di 24 RT. Sehingga total sekitar ada 120 orang yang terlibat dalam bisnis ini. Tiap kelompok memiliki tugas masing-masing berdasarkan besaran dan jenis parcel/hampers. Sedangkan Ali dan beberapa temannya, bertugas untuk promosi dan membagi keuntungan ke ratusan ibu-ibu tersebut.
Meski begitu, Ali mengaku pendapatan dalam usaha parcel ini tidak menentu karena bersifat seasonal atau musiman. Saat lebaran, setiap orang dapat menerima upah Rp400 ribu/hari. Namun ketika musim nikahan seperti sekarang, para ibu-ibu ini juga menerima pemesanan souvenir.
“Sekarang musim nikahan kan, jadi kita buat souvenir seperti centong kayu dan lain-lain. Kalau centong kayu kita kerjasama dengan pengrajinnya. Paling rame sehari bisa 400 ribu rupiah per hari, soalnya emang upahnya harian,” paparnya.
Ia juga mengatakan, pekerjaannya sebagai ASN juga memberikan sumbangsih terhadap bisnis ini, arena banyak pegawai dinas yang akhirnya memesan parcel atau hampers ke pria yang bekerja di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Trenggalek itu.
Tak hanya itu, bahkan pemesanan terus berdatangan dari luar kota seperti Pacitan, Tulungagung, hingga Kediri. Ke depan, ia berharap dapat lebih memberdayakan ibu-ibu dengan mengembangkan bisnis parcelnya.
“Kalau harapan dalam waktu dekat masih ingin memberdayakan ibu-ibu ini, mengembangkan usaha agar dapat mengcover pemesanan sebagian Jawa Timur,” lanjutnya,
Bukan Ali namanya jika ia berhenti sampai sana saja. Di tengah kenaikan kasus Covid-19, pada Maret 2021 lalu ia juga menyediakan jasa peminjaman peralatan isoman secara gratis yang ia promosikan lewat instagram @smart_isoman.
View this post on Instagram
Dalam satu paket Smart Isoman berisi tensimeter, oximeter, thermogun, antiseptik, masker, obat-obatan dan vitamin. Peminjam diberi waktu pinjam selama 10 hari, kemudian tensimeter, oximeter, thermogun dikembalikan.
Jasa peminjaman peralatan isoman ini tentu disambut baik masyarakat hingga warga di luar Trenggalek seperti Surabaya. Yang awalnya ia hanya mampu menyediakan dua paket dengan biaya sendiri, saat ini sudah tersedia 35 paket setelah bekerjasama dengan Dompet Dhuafa Jawa Timur beserta beberapa sukarelawan.
Bahkan, saat ini sudah ada peminjam yang inden paket peralatan isoman ini. Sehingga, Ali membuat waiting list dengan mendahulukan mereka yang lebih prioritas.
“Sekarang sampai masuk waiting list karena banyaknya. Akhirnya mereka yang sudah tua, atau kormobit atau yang lebih membutuhkan, kita dahulukan,” ujarnya.
Aksi kemanusiaan ini ia lakukan usai Ali mengidap Covid-19 beberapa waktu yang lalu. Bahkan ia sempat mengalami sesak napas hingga harus disupplay oksigen dan dirawat di rumah sakit. Setelah berhasil sembuh, munculah keinginan Ali untuk membantu sesama pasien Covid-19, terutama yang sedang menjalani isolasi mandiri.
“Februari lalu saya kena Covid-19 sampai dioksigen, dirawat di rumah sakit. Setelah itu Maret, banyak tetangga juga yang sakit bahkan kemarin ada yang meninggal saat isoman. Itu lah yang membuat saya ingin membantu,” ujarnya.
Namun jauh sebelum itu, Ali menorehkan prestasi membanggakan dengan mendapat penghargaan ASN Inspiratif 2020 di bidang Kepemudaan dan Sosial versi pemimpin.id pada Desember lalu. Penghargaan ia dapatkan atas penilaian konten di media sosial, beragam kegiatan yang ia ikuti, respon masyarakat terhadap program yang ia buat dan sebagainya.
Prestasinya itu membuatnya tampil di halaman pembuka media cetak Radar Trenggalek dengan judul “Becermin dari Ekonomi Keluarga sebagai Modal Prestasi”.
Sebelum ia bergerak di aksi kemanusiaan dan pemberdayaan ekonomi warga desa, ia lebih dulu aktif di Karang Taruna bahkan menjabat sebagai Wakil Ketua Karang Taruna Trenggalek. Di sana, ia berusaha untuk mengaktifkan kembali kegiatan kepemudaan Karang Taruna dari desa ke desa yang telah 10 tahun vakum.
“Karang Taruna di Trenggalek 10 tahunan vakum, mungkin karena kurangnya reorganisasi dan perhatian dari pemerintah serta tidak ada yang speak up ke dinas terkait. Akhirnya saya mulai terjun ke Karang Taruna Trenggalek, reorganisasi dan bikin kegiatan hingga membawa Karang Taruna Trenggalek juara satu tingkat provinsi,” katanya.
Usahanya ini ia lakukan setelah prihatin melihat pemuda kurang diberdayakan dengan baik. Padahal, para pemuda memiliki potensi dan aspirasinya perlu didengar.
Namun sebagai ASN, ia kemudian menghidupkan kembali Karang Taruna dengan melaporkannya ke Pemerintah Daerah setempat.
“Kebetulan saya punya kedekatan dengan dinas-dinas terkait dan mengajak Pemda untuk lebih memerdulikan Karang Taruna di desa-desa,” ujarnya.
Mohammad Ali Mahfud Efendi dalam Awarding Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa yang digelar Sabtu (24/7/2021) terpilih mendapat beasiswa dari Universitas Surabaya (Ubaya).
Sekadar diketahui, sebelumnya terdapat 130 peserta Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa yang mendaftar. Ada 99 peserta yang lolos tahap selanjutnya.
Program kolaborasi Suara Surabaya dengan Ubaya ini bisa menginspirasi Kawan Muda di tengah pandemi dengan tujuan membangkitkan semangat kepedulian khususnya kepada Indonesia.
Diharapkan ke depan Program Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa bisa menjadi wadah bagi anak muda yang memiliki prestasi, karya yang memberikan pengaruh positif baik pada keluarga, lingkungan, serta masyarakat guna mengembangkan soft skill.
Peserta yang lolos tahap selanjutnya kemudian mengikuti virtual gathering, personal development workshop, tes bakat minat dan konsultasi, serta diakhiri dengan leadership training sekaligus Awarding yang digelar Sabtu (24/7/2021).
Peserta juga memiliki peluang mendapatkan beasiswa hingga 100 persen kuliah di Ubaya baik jenjang S1 maupun S2.
Program Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa ini persembahan Suara Surabaya Media dan Universitas Surabaya (Ubaya) The First University In Heart And Mind, didukung Dealer Vespasatya PT Satya Mandiri Motors, dan JETE – Best For Your Gadget.(tin/ipg)