Jumat, 22 November 2024
Warrior Indonesia Bangkit

Kolaborasi Adalah Kunci Scribble Artist Tangkap Peluang Saat Pandemi

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Rachmad Priyandoko asal Surabaya dengan scribble art. Foto: Anton suarasurabaya.net

Kepekaan terhadap situasi memang diperlukan setiap orang, khususnya mereka yang memiliki bisnis di bidang jasa. Hal itulah yang dimanfaatkan Rachmad Priyandoko (36 tahun) seorang scribble artist asal Surabaya. Sebelum pandemi Covid-19 menghantam Indonesia, ia sudah mulai bersiap dengan melakukan inovasi dalam seni scribble.

Pada akhir tahun 2019 meski pandemi Covid-19 belum ada di Indonesia, namun kabar virus corona di China telah mendorong Rahmad untuk membuat ‘ancang-ancang’ inovasi. Apalagi profesi sebagai scribble artist, yakni dengan membuat desain sketsa yang terbentuk dari seni, tak lepas dari risiko terdampak pandemi.

Ternyata apa yang ia perkirakan benar terjadi. Mulai pada awal 2020, lambat laun pesanan scribble wajah, maupun logo semakin berkurang. Ia lalu melakukan berbagai inovasi hingga akhirnya tercetuslah ide untuk membuat scribble Gundam.

Tak disangka, ternyata kreasi tersebut diterima luar biasa dari masyarakat. Terlebih lagi dengan banyaknya komunitas gundam, karya Rahmad berhasil mencuri perhatian para penggemar gundam.

“Scribble gundam itu saya bikin sebelum pandemi, iseng. Sejak awal sudah mulai ancang-ancang dan pesanan sudah mulai berkurang. Soalnya gundam banyak komunitasnya, pas aku posting ternyata banyak yang suka,” kata Rahmad kepada suarasurabaya.net, Kamis (19/11/2020) kemarin.

Karena banyak yang tertarik dengan desain scribble gundam karya Rahmad, muncul tawaran dari rekannya yang bekerja di bidang bisnis clothing untuk mengajaknya berkolaborasi. Tentu saja, kesempatan itu tidak akan dia lewatkan begitu saja. Ia kemudian menerima tawaran tersebut sebagai desainer dan temannya di bagian produksi dan pemasaran.

Menurutnya, bentuk kolaborasi adalah kunci penting baginya untuk bisa bertahan di tengah gelombang pandemi yang hingga saat ini belum juga usai. Dengan adanya partner kerja, karya Rahmad akhirnya bisa dinikmati banyak orang dalam banyak bentuk. Tentu dengan keuntungan yang lebih besar pula.

Bagaimana tidak, sebanyak 1.200 buah kaos berhasil terjual dalam proyek pertama mereka. Jika sebelumnya, hanya dengan mengandalkan scribble wajah dan logo ia bisa mendapatkan keuntungan Rp5 – Rp7,5 juta per bulan, namun dengan berkolaborasi berjualan kaos scribble gundam ia bisa meraup untung hingga Rp19 juta.

“Akhirnya ada teman yang punya (bisnis) clothing yang menghubungi saya untuk kolaborasi. Saya desain, saya gambar gundam terus diaplikasikan ke kaos nanti sistemnya bagi hasil. Hasilnya alhamdulillah beda sekali,” kata Rahmad.

Hasil ini bukan semata-mata karena keberuntungan semata. Kejelian Rahmad melihat situasi, lalu upayanya mencari peluang untuk terus bangkitlah yang mengantarkannya pada titik ini. Apalagi ditambah dengan upayanya berjejaring dan berkolaborasi membuat Rahmad merasa pandemi Covid-19 bukanlah halangan, tapi sebaliknya, pandemi adalah peluang.

“Pandemi malah ke peluang ya, soalnya sejak isu corona di China saya udah mikir. Saya itu kalau nganggur selalu bikin gambar bangunan, terus gambar hewan, jadi semacam cek ombaklah. Coba-coba yang lain. Ndilalah waktu itu kepikiran gundam,” tambahnya.

Menurutnya, sejak diberlakukannya pembatasan berskala besar di berbagai daerah dan lockdown di berbagai negara, pemesanan scribble gundam perlahan semakin meningkat. Ia menduga, ini dikarenakan banyak orang yang berdiam diri di rumah, dan mereka banyak menghabiskan waktu dengan berselancar di dunia maya.

“Karena mungkin sejak lockdown itu banyak orang di rumah, banyak yang buka medsos dan ternyata scribble gundam ini banyak yang suka,” ujarnya.

Gambar Gundam yang diaplikasikan ke kaos oleh Rachmad Priyandoko banyak diminati. Foto: Istimewa

Hingga saat ini, Rahmad beserta kawannya telah berhasil menjual sebanyak 3.200 kaos. Dari penjualan kaos saja, Rahmad sendiri sudah berhasil mendulang untung hampir Rp50 juta. Kaos hasil kolaborasi Rahmad bersama partnernya itu tidak hanya dipasarkan di dalam negeri, namun juga diekspor ke beberapa negara di Asia seperti Jepang, Thailand, Malaysia, Filipina dan Singapura.

Bahkan beberapa bulan terakhir, Rahmad mulai mendapatkan pemesanan desain scribble gundam dari luar negeri seperti Chili dan New York. Belum lagi ada yang meminta Rahmad membuat scribble gundam untuk tembok bangunan.

Timing-nya pas, kita adakan open PO (pre order) itu Maret pas awal corona masuk. Partner bisnis saya juga usahanya sudah lama sejak 2005, pangsa pasarnya sudah besar. Bahkan sudah 1-2 bulan ini ada orang luar negeri pesan desain ke saya terus. Saya dihubungi lewat instagram,” imbuhnya.

Kedepan, Rahmad mengaku masih ingin fokus mengembangkan bisnis scribble gundam dalam bentuk kaos. Selain itu, Rahmad yang juga bekerja sebagai asisten dosen di salah satu universitas di Surabaya dan seniman mural. Namun karena pembatasan di masa pandemi, pesanan mural saat ini tidak terlalu banyak. Begitu juga kegiatan perkuliahan juga beralih ke daring.

Sebelum kaos, Rahmad juga sudah mencoba mengkreasikan scribble gundam dalam bentuk masker. Hanya saja, keuntungan bisnis yang dia dapat tidak sebanyak clothing karena banyaknya pesaing usaha masker.

Selain itu, ia juga menargetkan lebih banyak berjejaring dalam mengembangkan seni scribblenya. Menurutnya, pandemi yang menghantam banyak sektor, membuat masyarakat harus berjejaring dan berkolaborasi untuk bisa bangkit bersama.

“Sebelum-sebelumnya saya sudah banyak eksperimen bahkan sebelum pandemi bikin scribble di masker, tapi kurang greget. Kalu target kepengen berjejaring. Lebih banyak kolaborasi. Nggak harus sama si ini, si itu, yang penting visi misinya sama. Karena sekarang zamannya kolaborasi,” tegasnya.(tin/lim)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs