
Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS), pada Rabu (9/4/2025) waktu setempat, mengumumkan bahwa ia tengah mempertimbangkan penundaan selama 90 hari terhadap tarif timbal balik yang lebih tinggi bagi mitra dagang negaranya.
“Saya telah memikirkannya. Saya telah berurusan dengan Scott, dengan Howard, dengan beberapa orang lain yang sangat profesional. Dan saya berpikir itu mungkin terjadi pagi ini, baru saja pagi ini. Baru saja ditulis,” ujar Trump, merujuk pada Scott Bessent Menteri Keuangan dan Howard Lutnick Menteri Perdagangan.
Melansir Antara, Trump menyebut bahwa pernyataan terkait penundaan tarif tersebut ditulis dengan baik dan “dari hati”. Ia menilai langkah tersebut sebagai sesuatu yang positif, baik bagi dunia maupun bagi Amerika Serikat.
“Itu ditulis sebagai sesuatu yang menurut saya sangat positif bagi dunia dan bagi kami, dan kami tidak ingin menyakiti negara-negara yang tidak perlu disakiti, dan mereka semua ingin bernegosiasi,” kata Trump.
Di hari yang sama, Trump Presiden juga menaikkan tarif impor dari China menjadi 125 persen. Namun, ia memberikan penangguhan selama 90 hari kepada lebih dari 75 negara dari batas waktu yang sebelumnya ditetapkan pada Rabu, di mana negara-negara itu seharusnya sudah mulai dikenai tarif di atas batas dasar 10 persen—dalam beberapa kasus bahkan lebih tinggi.
Dalam unggahan di platform Truth Social miliknya, Trump menyatakan bahwa keputusan penangguhan tarif diambil karena negara-negara tersebut telah menghubungi mitra AS untuk bernegosiasi mengenai sejumlah isu perdagangan.
“Subjek yang sedang dibahas adalah Perdagangan, Hambatan Perdagangan, Tarif, Manipulasi Mata Uang, dan Tarif Non Moneter,” tulis Trump.
Ia menambahkan bahwa negara-negara tersebut belum memberikan tanggapan “dalam cara, bentuk, atau cara apa pun terhadap Amerika Serikat,” sehingga masih ada ruang untuk dialog. (ant/bil/ham)