
Lai Ching-te Pemimpin Taiwan, pada Minggu (6/4/2025), menyatakan Taipei tidak berniat membalas tarif 32 persen atas barang-barang Taiwan yang dikenakan Amerika Serikat (AS).
Pernyataan itu muncul setelah Donald Trump Presiden AS pada, Rabu (2/4/2025), mengumumkan tarif besar-besaran, mulai dari 10 persen hingga 50 persen terhadap impor dari puluhan negara dan kawasan ekonomi, termasuk Taiwan, sekutu AS, yang ekspornya ke AS kini akan dikenakan tarif tambahan sebesar 32 persen.
Dalam sebuah video, Lai mengakui “dampak signifikan” yang akan ditimbulkan oleh tarif 32 persen terhadap ekonomi Taiwan, namun ia mendorong masyarakat untuk tidak panik dan menyoroti pondasi ekonomi negara tersebut tetap kuat.
“Taiwan tidak memiliki rencana untuk mengambil tindakan tarif balasan terhadap ‘tarif timbal balik’ Amerika Serikat. Investasi oleh perusahaan Taiwan di AS juga akan tetap berlanjut tanpa perubahan apa pun, selama itu sejalan dengan kepentingan nasional kami,” kata Lai Ching-te, dilansir dari Antara.
Untuk mengurangi dampak dari tarif tersebut, Lai Ching-te mengumumkan bahwa pemerintahnya telah membentuk tim negosiasi untuk memulai diskusi resmi dengan Amerika Serikat.
Pemimpin tersebut juga mencatat bahwa pemerintahnya juga akan mendukung perusahaan-perusahaan Taiwan untuk meningkatkan investasi mereka di Amerika Serikat, khususnya di sektor-sektor seperti elektronik, teknologi informasi dan komunikasi, petrokimia, dan gas alam. (ant/bel/bil/ham)