Selasa, 18 Maret 2025

Rupiah Melemah Dipengaruhi Serangan Israel Terhadap Palestina

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. Foto: Antara

Nilai tukar (Kurs) rupiah pada penutupan perdagangan Selasa (18/3/2025) hari ini, melemah sebesar 22 poin atau 13 persen menjadi Rp16.428 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.406 per dolar AS.

Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini justru menguat ke level Rp16.432 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.379 per dolar AS.

Ibrahim Assuabi pengamat mata uang mengatakan, pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi serangan rezim Zionis Israel terhadap masyarakat di Gaza, Palestina.

“Israel melancarkan serangan terhadap target Hamas di Gaza, pembicaraan gencatan senjata gagal. Sejumlah laporan media mengatakan Israel telah melancarkan serangan terhadap target Hamas di seluruh Gaza setelah pembicaraan tentang gencatan senjata gagal,” ujarnya dikutip dari Antara.

Pada dini hari ini, Israel melancarkan serangan udara dan pengeboman besar-besaran di Jalur Gaza sebagai tanda kembali dimulai kampanye genosida, setelah sempat mereda selama dua bulan saat fase gencatan senjata.

Pengeboman tersebut menewaskan setidaknya 131 warga sipil Palestina di Gaza, dan melukai ratusan lainnya, termasuk wanita, anak-anak, dan lansia. Serangan itu juga mengancam nyawa korban-korban yang terjebak di reruntuhan bangunan yang hancur terkena serangan Israel itu.

“Pembicaraan mengenai perjanjian damai yang lebih konkret telah memburuk di tengah ketidaksepakatan atas ketentuan gencatan senjata, sementara delegasi AS (Amerika Serikat) juga tidak dapat menjadi penengah perdamaian. Serangan hari Selasa menandai pembaruan ketegangan di Timur Tengah,” ujar Ibrahim.

Di samping itu, ancaman tarif timbal balik dari Donald Trump Presiden AS terhadap sejumlah negara, juga memberikan ketidakpastian global dan berpotensi menimbulkan perang dagang maupun gangguan ekonomi.

“Pertemuan The Fed kini menjadi fokus untuk isyarat ekonomi lainnya, dengan bank sentral secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada akhir pertemuan dua hari pada Rabu (19/3/2025). Namun, bank sentral diperkirakan akan mengurangi pandangan agresifnya dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang meningkat,” katanya. (ant/nis/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Surabaya
Selasa, 18 Maret 2025
27o
Kurs