Rabu, 12 Maret 2025

Rupiah Melemah Dipengaruhi Kebijakan Proteksionis AS

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. Foto: Antara

Ibrahim Assuabi pengamat mata uang menilai pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi kebijakan proteksionis Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS) yang mengguncang pasar di seluruh dunia.

“Kebijakan proteksionis Donald Trump Presiden AS telah mengguncang pasar di seluruh dunia, dengan Trump memberlakukan dan kemudian menunda tarif pada pemasok minyak terbesar negaranya, Kanada dan Meksiko, sementara juga menaikkan bea atas barang-barang China,” ujarnya dikutip dari Antara, Selasa (11/3/2025).

Berdasarkan data Reuters, risiko ekonomi meningkat untuk Meksiko, China, dan Kanada akibat kebijakan tarif AS. Selain itu, kekhawatiran inflasi di AS yang sudah meningkat justru tambah memburuk, sehingga semakin mungkin Federal Reserve (The Fed) menunda penyesuaian kebijakan pemotongan suku bunga dalam waktu dekat.

“Meskipun meningkatkan ketegangan perdagangan, Trump telah menghindari membuat prediksi tentang apakah AS dapat menghadapi resesi pada tahun 2025,” ungkap Ibrahim.

Faktor lain pelemahan rupiah berasal dari proyeksi Goldman Sachs Group Inc. terkait defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Indonesia yang akan semakin melebar dan mendekati batas, yakni 2,9 persen pada 2025, lebih lebar dari target pemerintah sebesar 2,53 persen.

Goldman Sachs juga menurunkan peringkat obligasi negara tenor 10 dan 20 tahun menjadi neutral, serta menurunkan peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight.

Melebarnya defisit APBN 2025 dinilai sebagai dampak dari belanja jumbo untuk program seperti makan bergizi gratis (MBG), realokasi anggaran, pembentukan BPI (Badan Pengelola Investasi) Danantara, hingga perluasan kebijakan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui penerbitan SBN (Surat Berharga Negara) Perumahan.

“Risiko fiskal Indonesia menjadi alasan utama bank raksasa tersebut menurunkan proyeksi atas pasar modal Indonesia. Terdapat kekhawatiran atas ketegangan perdagangan global dan pelemahan ekonomi domestik setelah Prabowo Subianto Presiden mengumumkan serangkaian kebijakan fiskal,” katanya.

Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Selasa di Jakarta melemah hingga 42 poin atau 0,25 persen menjadi Rp16.409 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.367 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah ke level Rp16.430 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.326 per dolar AS. (ant/nis/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Surabaya
Rabu, 12 Maret 2025
33o
Kurs