Rabu, 16 April 2025

Rupiah Diprakirakan Melemah, Daya Beli Turun dan Konsumen Makin Waspada

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta. Foto: Antara

Lukman Leong analis mata uang memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS cenderung melemah terbatas karena penurunan tingkat kepercayaan konsumen dan penurunan tingkat penjualan mobil.

“Jelas melemahnya daya beli masyarakat dan antisipasi masyarakat akan ketidakpastian ekonomi ke depannya (yang menyebabkan penurunan data-data tersebut). Masyarakat cenderung bijaksana dalam pengeluaran dan investasi yang tercerminkan dari meningkatnya permintaan emas akhir-akhir ini,” ujarnya dilansir dari Antara, Rabu (16/4/2025).

Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Maret 2025 mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2025 berada pada level sebesar 121,1.

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang menjadi penopang IKK masing-masing tercatat 110,6 dan 131,7, lebih rendah apabila dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 114,2 dan 138,7.

BI mencatat IKE pada Maret 2025 didukung oleh seluruh komponennya, yaitu Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI), Indeks Pembelian Barang Tahan Lama/Durable Goods (IPDG), dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK), yang masing-masing tercatat sebesar 121,3, 110,2, dan 100,3.

Meski seluruh komponen IKE tersebut berada pada level optimis, tercatat IPSI, IPDG, dan IKLK lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 122,7, 113,7, dan 106,2.

Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan, sebagaimana tercermin pada IEK, diprakirakan tetap kuat. BI mencatat, tetap kuatnya IEK bersumber dari seluruh komponennya.

Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP), Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha (IEKU), dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IEKLK) pada Maret 2025 masing-masing tercatat sebesar 137,0, 132,2 dan 125,9, meski lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 143,3, 138,6, dan 134,2.

Faktor lain pelemahan kurs rupiah ialah kekhawatiran investor atas perang tarif yang dilancarkan Amerika Serikat (AS), terutama pasca boikot China atas pengiriman pesawat Boeing.

“Boikot China atas Boeing adalah sikap yang keras, mengingat penjualan Boeing di China mencapai 20 persen dari total global. Hal ini menunjukkan potensi eskalasi tensi China-AS ke depannya,” ucap Lukman.

Berdasarkan berbagai faktor tersebut, dia memperkirakan nilai tukar rupiah berkisar Rp16.750-Rp16.850 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Rabu pagi di Jakarta, menguat sebesar 8 poin atau 0,05 persen menjadi Rp16.819 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.827 per dolar AS. (ant/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

BMW Tabrak Tiga Motor, Dua Tewas

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Surabaya
Rabu, 16 April 2025
31o
Kurs