Selasa, 15 April 2025

Prabowo Presiden Tekankan Pentingnya Ekonomi Berdikari untuk Hadapi Ketidakpastian Global

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Prabowo Presiden membuka acara Sarasehan Ekonomi, Selasa (8/4/2025), di Menara Mandiri, Jakarta Pusat. Foto: Farid suarasurabaya.net

Prabowo Subianto Presiden RI mengatakan, kebijakan peningkatan tarif impor yang baru saja diberlakukan Pemerintah Amerika Serikat (AS), berpotensi menimbulkan ketidakpastian global.

Banyak negara-negara di dunia yang mengalami kecemasan, dan berupaya mencari solusi menghadapi kebijakan AS.

Presiden optimistis, Indonesia bisa menghadapi ketidakpastian akibat strategi perang dagang Pemerintah AS di bawah kepemimpinan Donald Trump.

Prabowo menekankan, ekonomi Indonesia harus bisa berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) supaya tidak mengalami dampak negatif ketidakpastian ekonomi dunia.

Pernyataan itu disampaikan Presiden, Selasa (8/4/2025) siang hari ini, dalam acara Sarasehan Ekonomi, di Menara Mandiri, Jakarta Pusat.

“Apa yang terjadi sekarang, goncangan dunia akibat negara yang perekonomiannya terkuat membuat kebijakan-kebijakan memberi peningkatan tarif yang begitu tinggi kepada banyak negara. Ini bisa dikatakan menimbulkan ketidakpastian dunia. Benyak negara yang cemas. Padahal, para pendiri Bangsa Indonesia dan saya sudah ingatkan mari bangun ekonomi kita dengan sasaran berdiri di atas kaki kita sendiri,” ujarnya.

Seperti diketahui, Rabu (2/4/2025), Donald Trump Presiden AS menandatangani perintah eksekutif tentang tarif timbal balik atau Tarif Resiprokal.

Berlakunya aturan itu membuat barang dari berbagai negara kena tarif masuk AS dengan besaran berbeda-beda. Untuk barang dari Indonesia kena tarif 32 persen.

Sebelumnya, Airlangga Hartarto Menteri Koordinator bidang Perekonomian menyatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Pemerintah AS lewat US Trade Representative (USTR).

Kemudian, Indonesia menyusun proposal negosiasi. Sesudah melaporkan kepada Prabowo Presiden, proposal itu diajukan ke USTR sebagai bagian dari negosiasi.

Kebijakan yang akan diambil Pemerintah Indonesia dalam proposal negosiasi itu antara lain penyesuaian tarif impor dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) produk AS yang masuk ke RI.

Berikutnya, peningkatan impor dari AS untuk menekan defisit neraca perdagangan AS-Indonesia yang mencapai 18 miliar Dollar AS.

Menurut Airlangga, komoditas yang akan ditinjau peningkatan impornya yaitu gandum, kapas serta produk terkait minyak dan gas. (rid/ipg)

Berita Terkait

TERKINI POPULER TERPILIH
Potret NetterSelengkapnya

BMW Tabrak Tiga Motor, Dua Tewas

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Surabaya
Selasa, 15 April 2025
26o
Kurs