Tri Andayani Direktur Utama PT Pelni menyatakan, Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diajukan pada 2024 sebesar Rp1,5 triliun telah cair dan akan digunakan untuk uang muka pengadaan tiga kapal baru, pengganti yang telah memasuki masa usia teknis.
Tri Andayani di Jakarta, Jumat (10/1/2025), mengatakan, PMN tersebut melalui proses yang panjang dari pembahasan awal yang dilakukan sejak Mei 2022 hingga cair pada awal 2025.
“Alhamdulillah sudah cair di tahun ini, untuk tiga unit kapal. Rp1,5 triliun ini yang kita terima, yang sudah cair ini untuk uang mukanya dulu,” kata Anda sapaan akrab Tri Andayani, seperti dilaporkan Antara.
Dia menyampaikan, asumsi biaya pengadaan satu unit kapal dengan anggaran sebesar Rp1,5 triliun. Sehingga secara total untuk pengadaan tiga unit kapal, Pelni membutuhkan anggaran sebesar Rp4,5 triliun.
Oleh karena itu, pihaknya telah mengajukan kembali PMN untuk 2025 sebesar Rp2,5 triliun untuk pelunasan. Pengajuan itu akan masuk pembahasan di Komisi VI DPR RI.
Dari rencana pengadaan tiga unit kapal tersebut, Pelni mengajukan PMN sebesar Rp4 triliun. Sedangkan, Rp500 miliar sisanya akan menggunakan dana internal Pelni.
“Jadi (Rp1,5 triliun) ini uang muka, kemudian nanti di 2025 ini kita mengajukan PMN di Rp2,5 triliun. Rp500 miliar lagi dari mana? Dari duit kita sendiri dong,” kata Anda.
Kapal baru yang bakal diadakan tersebut memiliki spesifikasi dengan kapasitas 1.000 penumpang dan 75 untuk muatan kontainer. Kapal tersebut diproyeksikan akan sampai di Indonesia pada 2028.
Lebih lanjut, Anda menyebutkan bahwa saat ini armada kapal Pelni sebanyak 26 unit yang secara keseluruhan buatan Jerman. Dari jumlah tersebut yang telah memasuki masa teknis atau berusia di atas 30 tahun, tercatat sebanyak 13 kapal.
Pelni terus berusaha mengganti kapal-kapal tua atau memasuki masa teknis, salah satunya dengan berencana kembali mengajukan PMN untuk 2026 sebesar Rp4,8 triliun untuk tiga unit kapal baru pula.
“Nah yang di 2026 udah mulai rapat nih kemarin meeting pertama. Rp4,8 triliun untuk tiga kapal. Bu kok Rp4,8 triliun ya? Kita ada menghitung, ada beberapa kenaikan harga, baja segala macem. Kemarin Dana Reksa ngitung, kami serahin ke independen,” kata Anda.
“Kemarin Dana Reksa ada di hitungan (satu kapal) Rp1,6 triliun, itu pun juga kami minta mereka presentasi gitu, kenapa, kenaikannya dimana? Kenaikannya asumsi harga baja dunia, dolar segala macem, ada 3-4 asumsi,” tambah Anda.
Pelni juga sedang mengkaji skema selain PMN bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sehingga di 2027 dapat memberikan ruang Pelni untuk berinvestasi.(ant/iss)