
Kedutaan Besar RI di Amerika Serikat (AS) melalui Atase Perdagangan (Atdag) Washington D.C. bertemu importir produk makanan laut Charoen Pokphand Foods (CPF) di Columbia, Maryland, AS dalam rangka membahas potensi dan peluang perluasan ekspor produk makanan laut asal Indonesia, khususnya kakap merah.
“Indonesia memiliki produk hasil laut yang melimpah, salah satunya ikan kakap merah. Melalui pertemuan ini, kami harap peluang Indonesia menjadi pemasok utama kakap merah di pasar AS dapat meningkat,” ujar Ranitya Kusumadewi Atdag Washington D.C. dikutip melalui Antara, Kamis (20/2/2025).
Ranitya menyampaikan tren permintaan pasar AS untuk produk-produk makanan laut sedang meningkat. Untuk itu, importir seperti CPF sedang memperkuat diversifikasi produk, terutama kakap merah. Selain itu, perusahaan tersebut juga sedang mendiversifikasi produk-produk lainnya, seperti tuna, cumi-cumi, dan tilapia.
Permintaan CPF untuk kakap merah di AS tercatat sekitar 20 kontainer per bulan dengan tren yang terus meningkat. Potensi transaksi tahap awal untuk komoditas ini mencapai 2,5 juta dolar AS per tahun.
Sebagai langkah awal, kata Ranitya, Indonesia akan berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan untuk menjaring pemasok potensial yang akan disampaikan kepada CPF.
Indonesia disebut memiliki peluang besar sebagai pemasok ikan kakap merah ke AS. Ikan jenis ini hanya tersedia di perairan tropis seperti Brasil dan Indonesia, namun yang berasal dari Brasil sifatnya musiman.
Selain itu, permintaan kakap merah di pasar AS terus meningkat, terutama untuk bisnis restoran. Kakap merah juga memiliki kekhasan dari segi rasa yang lembut dan manis, serta mampu menyerap bumbu dengan baik.
Ranitya mengatakan pertemuan dengan importir juga membahas peluang produk makanan laut lainya, seperti tuna, kerapu, nila, dan cumi-cumi dari Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan Indonesia di AS sepakat untuk menghubungkan CPF dengan peserta dari Indonesia saat ajang Seafood Expo North America (SENA) pada 16-18 Maret 2025 mendatang di Boston, Massachusetts.
“Kami telah berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk pendampingan selama pelaksanaan SENA 2025. Informasi ini dapat dimanfaatkan untuk terhubung dengan calon pemasok Indonesia,” kata Ranitya.
AS merupakan importir produk perikanan terbesar dunia, dengan nilai mencapai 21 miliar dolar AS atau mencakup 15 persen dari total impor dunia pada 2024.
Produk impor utama AS untuk sektor ini di antaranya udang, salmon, tuna, dan ikan berdaging putih (whitefish).
Sementara itu, Indonesia menempati peringkat ke-7 sebagai negara asal impor bagi AS dengan pangsa sebesar 5,5 persen atau senilai 1,15 miliar.
Negara utama asal impor produk perikanan AS di antaranya Cile dengan pangsa 16,2 persen, Kanada 15 persen, India 9,5 persen, Ekuador 6,7 persen, serta Norwegia 6,6 persen. (ant/nis/bil/ipg)