Minggu, 13 April 2025

IHSG Dibuka Melemah, Tekanan Jual Berlanjut Akibat Sentimen Tarif Impor AS

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi. Warga memotret layar yang menampilkan infornasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. Foto: Antara

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan masih akan melanjutkan pelemahan di tengah pelaku pasar yang bersikap wait and see terhadap hasil negosiasi antara pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat (AS).

IHSG pada Rabu (9/4/2025) pagi, dibuka melemah 17,70 poin atau 0,30 persen ke posisi 5.978,44. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,00 poin atau 0,15 persen ke posisi 666,77.

“IHSG pun diperkirakan masih akan menghadapi tekanan jual pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi melanjutkan tren pelemahannya,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya dilansir dari Antara.

Dari dalam negeri, sentimen negatif di pasar terdorong oleh kepanikan investor, menyusul pengumuman bahwa Indonesia termasuk dalam daftar negara yang akan dikenakan tarif balasan tinggi dari AS yaitu sebesar 32 persen.

Selain itu, tekanan juga datang dari pelemahan tajam yang terjadi di bursa saham AS Wall Street, serta pasar saham global dan regional lainnya.

Sebagai respons, pemerintah Indonesia tengah menyiapkan delegasi tingkat tinggi untuk melakukan negosiasi dengan pihak AS dan membawa sejumlah usulan. Namun, hingga menjelang tenggat waktu pemberlakuan tarif, belum ada respon dari otoritas AS.

Dari mancanegara, Gedung Putih memperkirakan tarif sebesar 104 persen terhadap produk asal China akan mulai berlaku pada 9 April 2025, menyusul pernyataan keras dari Beijing yang menyebut bahwa mereka tidak akan tunduk pada “ancaman pemerasan” dari AS terkait kenaikan tarif.

Dari Eropa, Komisi Eropa telah mengusulkan tarif balasan sebesar 25 persen terhadap sejumlah produk asal AS pada Senin (7/4/2025), sebagai respons terhadap tarif yang sudah diberlakukan terhadap mobil dan logam, serta tarif tambahan 20 persen yang direncanakan mulai berlaku pada Rabu hari ini.

Bursa saham Eropa berhasil bangkit dari level terendahnya dalam 14 bulan setelah empat hari berturut-turut mengalami tekanan jual. Investor tetap mencermati reaksi negara-negara terhadap tarif luas dari AS.

Indeks STOXX 600 Eropa naik 2,72 persen atau 12,90 poin ke level 486,91 setelah sempat anjlok lebih dari 12 persen dalam empat sesi terakhir.

Indeks DAX Jerman juga menguat 2,48 persen atau 490,64 poin ke 20.280,26, berhasil menghindari konfirmasi bear market, serta indeks Inggris FTSE 100 naik 2,71 persen atau 208,45 poin menjadi 7.910,53, dan CAC 40 Prancis bertambah 2,5 persen atau 173,30 poin ke 7.100,42.

Sementara itu, bursa saham AS Wall Street bergerak melemah pada perdagangan Selasa (8/4/2025), harapan investor terhadap penundaan atau pelonggaran tarif baru AS memudar menjelang tenggat waktu tengah malam.

Indeks S&P 500 ditutup melemah 79,48 poin atau 1,57 persen menjadi 4.982,77, yang mana terakhir kali berada di bawah 5.000 adalah pada 19 April tahun 2024.

Indeks Dow Jones kehilangan 320,01 poin atau 0,84 persen menjadi 37.645,59, dan Nasdaq terpuruk 335,35 poin 2,15 persen ke posisi 15.267,91.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei melemah 820,55 poin atau 2,49 persen ke 32.192,03, indeks Shanghai melemah 23,03 poin atau 0,73 persen ke 3.122,52, indeks Kuala Lumpur melemah 13,46 poin atau 0,93 persen ke 1.430,10, dan indeks Strait Times melemah 51,55 poin atau 1,49 persen ke 3.417,92. (ant/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Surabaya
Minggu, 13 April 2025
28o
Kurs