
Rully Arya Wisnubroto Head of Research & Chief Economist Mirae Asset menilai, pemerintah saat ini perlu lebih berhati-hati dalam merancang maupun menerapkan kebijakan ekonomi setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami koreksi lebih dari 5 persen pada perdagangan Selasa (18/3/2025).
Sebagaimana diketahui, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga sempat menerapkan penghentian sementara perdagangan atau trading halt setelah IHSG tercatat turun lebih dari 5 persen dalam sesi perdagangan Selasa pagi.
Pada penutupan perdagangan sore, IHSG berakhir di level 6.223,39 setelah melemah 3,84 persen, sementara indeks LQ45 turun 2,79 persen ke posisi 709,01.
“Kami menilai bahwa Pemerintah harus berhati-hati dalam menentukan kebijakan di bidang ekonomi, termasuk dalam merubah tim ekonomi yang selama ini mendapat kepercayaan pasar yang sangat tinggi,” kata Rully dikutip dari Antara.
Menurut Rully, anjloknya IHSG Selasa ini dipicu oleh kombinasi faktor eksternal dan domestik yang menekan kepercayaan investor terhadap pasar saham Indonesia.
Faktor pertama, dirinya menyoroti bahwa pasar saham Indonesia masih mengalami arus keluar atau foreign outflow yang cukup besar, menambah tekanan pada IHSG.
“Untuk beberapa hari ini tidak hanya saham unggulan, tapi saham-saham yang tergolong spekulatif juga mengalami penurunan signifikan, seperti DCII, TPIA, dan BREN. Saham unggulan hari ini juga terkena aksi jual seperti BBRI dan BBCA. Saat ini memang optimisme pasar tergolong sangat rendah akan prospek ekonomi Indonesia tahun ini,” jelasnya.
Faktor kedua, kebijakan ekonomi yang memicu kekhawatiran. Rully menuturkan, beberapa kebijakan pemerintah turut memperburuk sentimen pasar.
“Ditambah lagi berbagai kebijakan justru menimbulkan kecemasan, seperti pemangkasan anggaran, pembentukan Danantara, pembentukan Koperasi Merah Putih yang akan melibatkan bank-bank BUMN, dan beberapa kebijakan lainnya,” tuturnya.
Perkembangan terbaru yang memperbesar kekhawatiran pasar yakni adanya isu yang santer terdengar soal pengunduran diri Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan RI.
Hal ini berpotensi mengguncang kepercayaan investor, mengingat perannya yang selama ini mendapat kepercayaan tinggi dalam menjaga stabilitas fiskal.
Faktor lain yang turut berdampak pada perdagangan bursa hari ini adalah pengaruh tarif dagang AS dan keputusan bank sentral AS (The Fed).
Di sisi global, kebijakan tarif dagang AS terhadap mitra dagangnya turut memberikan tekanan, meski bukan faktor utama. Sebab, beberapa bursa regional justru menguat, menunjukkan bahwa pelemahan IHSG lebih dipengaruhi oleh faktor domestik. (ant/nis/saf/ipg)