![](https://www.suarasurabaya.net/wp-content/uploads/2025/01/Menlu-RI-Sebut-Indonesia-Gabung-BRICS-untuk-Jembatani-Negara-Maju-Negara-Berkembang-170x110.webp)
Josua Pardede Kepala Ekonom PermataBank memandang bahwa tujuan utama keanggotaan Indonesia di BRICS bukan dalam rangka mendukung dedolarisasi, melainkan memperluas mitra dagang dengan negara-negara lain yang tergabung dalam BRICS.
“Kita masuk BRICS bukan berarti kita mendukung dedolarisasinya China dan Rusia, karena ini dua hal yang berbeda,” kata Josua.
“Kembali lagi, inisiatif kita masuk BRICS itu lebih karena mengekspansi mitra dagang kita. Bukan dalam rangka utamanya kita mau dukung dedolarisasi,” imbuhnya dilansir dari Antara, Sabtu (8/2/2025).
Josua mengatakan, bergabungnya Indonesia dalam BRICS diharapkan lebih banyak membawa keuntungan atau dampak positif apalagi Indonesia belum memiliki perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan Brasil, Rusia, dan Afrika Selatan.
Indonesia bisa memaksimalkan keanggotaan ini sehingga bisa memiliki tujuan ekspor dan investasi yang baru.
“Meskipun kerugiannya mungkin image-nya, ya. Mungkin bilateral kita dengan AS harus diperkuat juga, kita harus manage (image/persepsi) juga bahwa kita masuk BRICS bukan mendukung untuk ikutan single currency-nya di BRICS,” terangnya.
Isu mengenai dolarisasi BRICS kembali mengemuka sejak ancaman yang dilayangkan Donald Trump Presiden AS pada akhir November 2024.
Trump mengancam akan mengenakan tarif 100 persen terhadap negara-negara BRICS apabila mereka tidak membatalkan rencana untuk menggunakan mata uang alternatif selain dolar AS. (ant/bel/saf/faz)