Jumat, 21 Februari 2025

BI Sebut Kredit Perbankan Tumbuh 10,27 Persen YoY Pada Januari 2025

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Perry Warjiyo Gubernur Bank Indonesia menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Edisi Februari 2025 di Jakarta, Rabu (19/2/2025). Foto: Antara

Perry Warjiyo Gubernur Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa kredit perbankan mengalami pertumbuhan sebesar 10,27 persen secara tahunan (year on year/yoy) selama Januari 2025.

“Pada Januari 2025, pertumbuhan kredit mencapai 10,27 persen yoy, didorong oleh sisi penawaran dan permintaan,” ujar Perry Warjiyo, melansir Antara, Kamis (20/2/2025).

Ia menyampaikan bahwa dari sisi penawaran, pertumbuhan kredit ditopang oleh realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan yang masih berlanjut.

Pertumbuhan kredit dari sisi penawaran juga didukung oleh pendanaan dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang masih terjaga, serta ketersediaan likuiditas yang tetap baik sejalan dengan implementasi penguatan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

“Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan korporasi yang masih tumbuh positif di tengah konsumsi rumah tangga yang terbatas,” katanya.

Perry menuturkan bahwa berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi masing-masing tercatat sebesar 8,4 persen yoy, 13,22 persen yoy, dan 10,37 persen yoy.

Sementara itu, pembiayaan syariah tumbuh sebesar 9,71 persen yoy, sementara kredit UMKM tumbuh 2,88 persen yoy.

Ia menyatakan bahwa ketahanan perbankan tetap kuat yang tercermin dari likuiditas perbankan yang memadai. Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada Januari 2025 tercatat sebesar 26,03 persen.

“Dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal, capital adequacy ratio/CAR, perbankan pada Desember 2024 tercatat tinggi sebesar 26,69 persen, ditopang rasio kredit bermasalah, non-performing loan/NPL, perbankan pada Desember 2024 yang terjaga rendah, sebesar 2,08 persen bruto dan 0,74 persen neto,” tuturnya.

Perry menyampaikan bahwa hasil stress-test yang dilakukan pihaknya menunjukkan ketahanan perbankan yang tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko, serta ditopang oleh kemampuan membayar dan profitabilitas korporasi yang terjaga.

Ia mengatakan bahwa BI akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam memitigasi berbagai risiko yang dapat mengganggu ketahanan perbankan dan stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.

“Ke depan, Bank Indonesia akan turut mendorong pertumbuhan kredit melalui berbagai kebijakan makroprudensial yang akomodatif sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi,” imbuhnya.(ant/bel/kir/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Surabaya
Jumat, 21 Februari 2025
26o
Kurs