Jumat, 22 November 2024

Rupiah Melemah di Tengah Sinyal Kurang Dovish dari Bank Sentral AS

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi - Petugas menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di pusat sebuah bank di Jakarta. Foto: Antara Ilustrasi - Petugas menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di pusat sebuah bank di Jakarta. Foto: Antara

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada awal pekan dibuka melemah di tengah sinyal kurang dovish (penundaan kenaikan suku bunga) The Fed, bank sentral Amerika Serikat (AS) terkait kebijakan suku bunga acuannya atau Fed Funds Rate (FFR).

Pada awal perdagangan Senin (26/2/2024) pagi, rupiah dibuka melemah 25 poin atau 0,16 persen menjadi Rp15.623 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.598 per dolar AS.

Josua Pardede Kepala Ekonom Bank Permata di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa John Williams, salah satu pejabat The Fed menyatakan arah perekonomian AS saat ini menuju ke arah yang diharapkan.

Ia juga berpendapat bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya pada akhir tahun ini. “Pernyataannya mengisyaratkan bahwa The Fed tidak akan menurunkan suku bunganya dalam waktu dekat,” kata Josua seperti dilansir Antara.

Meskipun pernyataan The Fed kurang dovish, Joshua menilai imbal hasil atau yield US Treasury (UST) 10 tahun turun tujuh basis poin (bps) menjadi 4,25 persen.

Sementara itu, imbal hasil atau yield obligasi Pemerintah Indonesia tenor panjang turun satu bps, sedangkan yield obligasi tenor pendek tercatat tidak berubah.

Volume perdagangan obligasi Pemerintah Indonesia mencatat rata-rata Rp15,89 triliun pada pekan lalu, lebih rendah dibandingkan volume pekan sebelumnya, sebesar Rp29,21 triliun.

Josua memperkirakan kurs rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini akan berada di rentang Rp15.550 per dolar AS hingga Rp15.650 per dolar AS. (ant/azw/bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs