Kamis, 21 November 2024

Pertamina Sebut Konsumsi Gas Masih Terus Meningkat hingga 2050

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Arya Dwi Paramita Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi saat pemaparan, Senin (3/6/2024). Foto: Meilita suarasurabaya.net

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina, menyebut kebutuhan gas masuh terus meningkat di tengah transisi menuju Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga 2050.

Arya Dwi Paramita Corporate Secretary PHE mengaku siap menghadapi transisi energi melalui strategi dekarbonasi berkelanjutan.

“Kami menyadari bahwa pada saat ini industri hulu migas harus bisa menjawab peluang dengan menjalankan green operation sebagai bagian dari green strategy perusahaan. PHE mempunyai strategi energi transisi berupa gas transition, decarbonization, serta potential new business carbon capture storage (CCS) dan carbon capture utilization & storage (CCUS),” terang Arya dalam media gathering di Bandung, Senin (3/6/2024).

Gas sebagai energi fosil yang bersih mengalami permintaan kebutuhan yang terus meningkat. Hal ini menunjukkan gas berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri.

Komposisi bauran energinya untuk kebutuhan gas pada 2020, 2030, dan 2050 berturut-turut 21 persen, 22 persen, dan 24 persen.

Sama seperti EBT berturut-turut yang menunjukkan peningkatan mulai 14 persen, 26 persen, dan 31 persen.

Sedangkan minyak terus turun mulai 29 persen, 23 persen, dan 20 persen. Begitu juga dengan batu bara turun dari 37 persen, 30 persen, hingga 25 persen.

Menjawab kebutuhan energi transisi, Pertamina menjalankan berbagai project pengembangan gas, salah satunya Jambaran- Tiung Biru (JTB) yang berada di wilayah kerja Zona 12 Regional Indonesia Timur.

Sekarang, JTB berhasil mencatat capaian produksi full capacity 192 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dengan stabil untuk jangka panjang.

Sementara Nyimas Fauziah Rikani Kepala Departemen Komunikasi SKK Migas menambahkan target produksi minyak nasional pada 2033 mencapai 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD).

“Industri hulu migas mempunyai peran yang penting sebagai sumber penerimaan negara. Kami mempunyai strategi utama untuk mencapai target produksi nasional 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan (gas) 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2033,” katanya.

Sedangkan pencapaian sepanjang 2023, produksi minyak 566 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2.766 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) sehingga produksi migas sebesar 1.044 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD).

Capaian ini mencatatkan peningkatan produksi gas sebesar 5,40 persendari tahun 2022.

Seluruh pencapaian tersebut didukung dari seluruh entitas afiliasi PHE yaitu regional Sumatera, regional Jawa, regional Kalimantan, regional Indonesia Timur, regional Internasional, Elnusa, Badak LNG, dan Pertamina Drilling Service Indonesia.

PHE juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran 20 sumur eksplorasi, 799 sumur pengembangan, 837 workover dan 32.624 well services. Selain itu, survei Seismik 3D sepanjang 1.512 kilometer persegi. (lta/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Kamis, 21 November 2024
26o
Kurs