Peran Bank Perkreditan Rakyat atau Bank UMKM Jawa Timur (Jatim) diharapkan meningkat pada tahun 2025 mendatang. Pihak Pemerintah Provinsi Jawa Timur menargetkan, dividen yang disetor dari Bank UMKM meningkat 200 persen dibanding tahun ini.
Target itu diutarakan Aftabuddin Rijaluzzaman Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Jatim, bahwa setoran deviden 200 persen itu bisa dicapai dengan menjalin hubungan yang dekat dengan masyarakat.
“Kami berharap Bank UMKM Jatim dapat meningkatkan devidennya sebesar 200 persen di tahun 2025 dengan cara mendekat kepada masyarakat,” tegas Aftabuddin dalam keterangannya, Rabu (17/4/2024).
Aftabuddin melanjutkan, Bank UMKM Jatim harus menjadi salah satu BUMD yang berperan penting dalam menopang dan memperkuat akselerasi pertumbuhan ekonomi Jatim.
Terutama dalam menghadapi tantangan defisit anggaran APBD Jatim sebesar Rp4 triliun di tahun 2025. Kata dia, defisit ini terjadi karena ada perubahan proporsi pada pajak kendaraan bermotor menjadi 34 persen untuk provinsi.
“Kehilangan Rp4 triliun itu berat, karena APBD Jatim hanya Rp32 triliun. Yang bisa kita lakukan mencari subsitusi. BUMD yang menjadi harapan utama untuk meningkatkan pendapatannya, dengan menghasilkan deviden bagi Pemprov Jatim,” jelasnya.
Sebagai salah satu BUMD yang mayoritas sahamnya dimiliki Pemprov Jatim, pada era tahun 2014 hingga 2017, Bank UMKM Jatim pernah mencatatkan kinerja yang signifikan. Hal itu bisa dilihat dari capaian profit yang dibukukan Bank UMKM Jatim yang berkisar Rp30 miliar hingga Rp50 miliar.
Capaian kinerja itu penting bagi pemegang saham, stakeholder lain, internal Bank UMKM, dan tentu trust dari publik kepada Bank UMKM. Sedangkan dalam beberapa tahun terakhir ini, capaian profit yang dicapai bank ini berkisar Rp20 miliar hingga Rp25 miliar per tahun.
Sementara itu Irwan Eka Wijaya Arsyad Plt Direktur Utama Bank UMKM Jatim meminta seluruh karyawan supaya fokus meningkatkan produktifitas untuk memberi kontribusi maksimal pada capaian kinerja.
“Bank UMKM di mata kompetitor, seperti raksasa karena punya cabang di 32 kota/kabupaten. Belum lagi 120 kantor kas yang tersebar di kecamatan-kecamatan di Jatim, baik di kota dan kabupaten. Jejaring kita luas dan tersebar merata di Jatim. Penyaluran kredit harus masif, semua kantor cabang harus produktif,” tuturnya.
Di sisi lain, Ina Dewayanti Komisari Utama Bank UMKM Jatim menyampaikan bahwa Bank UMKM harus kembali ke arah yang lebih baik dengan meningkatkan laba dan meningkatkan efisiensi biaya.
“Sudah saatnya Bank UMKM harus Go Digital. Qris, mobile banking, dan ATM bersama harus jalan,” ujar Ina. (wld/bil/ipg)