Jumlah pasokan pupuk subsidi di Provinsi Jawa Timur (Jatim) mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir. Pada 2024 jumlahnya menurun drastis sekitar 40 persen dibanding 2023 yang mencapai 963.847 ton.
Menurut data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Jatim, pada 2021 pupuk subsidi Jatim mencapai sekitar 2,3 juta ton, lalu pada 2022 menurun jadi 1,9 juta ton, dan 2023 merosot jadi 1,6 juta ton.
Dydik Rudy Prasetya Kepala DPKP Jatim menyatakan, penyebab terus menurunnya pupuk subsidi karena dipengaruhi alokasi anggaran dari pemerintah pusat.
“Penyebabnya alokasi pemerintah pusat. Karena bukan kita yang menentukan tapi Kementerian Pertanian. Dasarnya alokasi anggaran dari Kemeterian Keuangan,” ujar Rudy kepada suarasurabaya.net, Rabu (3/1/2024).
Mestinya pemerintah pusat memberi perhatian terhadap alokasi pupuk subsidi di Jatim supaya ditambah. Sebab Provinsi Jatim menjadi salah satu lumbung pangan nasional dan penyangga ketahanan pangan.
Meski begitu, Rudy menyebut penurunan alokasi pupuk subsidi tidak hanya terjadi di Jatim saja namun dialami provinsi lain secara nasional. “Ini bukan hanya Jawa Timur, seluruh Indoneaia yang turun. Total kuotanya turun,” ujarnya.
Ia khawatir menurunnya jumlah pupuk subsidi ini bakal memengaruhi kondisi pemupukan pertanian di Jatim. Bila pemupukan tidak merata, produktivitas pertanian hampir dipastikan akan menurun.
“Kalau dijumlah areal kita yang luas pasti ada penurunan produksi di Jatim. Itu yang tidak kita harapkan,” ujarnya.
Selain berpotensi menurunkan tingkat produktivitas, Rudy menyebut turunnya alokasi pupuk subsidi berpotensi meningkatkan biaya produksi pertanian hingga memengaruhi tingginya harga beras di Jatim.
“Kalau biaya produksi tinggi mereka tetap jalan. Kalau jalan, ada kenaikan harga beras lagi, biaya produksi tinggi dan harganya (beras) pasti naik,” jelas Rudy.
Pihak Pemerintah Provinsi Jatim pun telah merespons soal menurunnya alokasi pupuk subsidi ini. Yang mana Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim telah berkirim surat ke Kementerian Pertanian supaya ada penambahan alokasi pupuk subsidi.
“Sudah (dikomunikasi), begitu kita terima SK. Hari itu juga ibuk (Khofifah) minta alokasi tambahan untuk subsidi. Katanya sekarang sedang dibahas. Moga-moga ditambah, kasihan petani kita,” tandasnya.(wld/saf/ipg)