Dyah Wahyu Ermawati Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Timur (Jatim) menegaskan pentingnya menjaga inflasi dalam upaya menstabilkan pertumbuhan ekonomi di wilayahnya.
Ketika mengudara dalam Talkshow “Merawat Bumi Majapahit” di Radio Suara Surabaya pada Senin (7/10/2024), Dyah menjelaskan bahwa inflasi yang terkendali akan berkontribusi pada keberlangsungan kegiatan ekonomi di Jawa Timur.
“Inflasi memang harus dijaga karena kami ingin menstabilkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur,” ujar Dyah.
Dyah Wahyu menambahkan bahwa investasi tidak hanya berdampak langsung, tetapi juga dapat menciptakan efek berantai yang positif bagi perekonomian lokal.
Oleh sebab itu, salah satu strategi yang diterapkan adalah memperkuat kemitraan antara usaha besar dan usaha kecil. Dengan meningkatnya investasi, diharapkan hubungan ini akan semakin solid, sehingga usaha kecil dapat tumbuh dan memberikan dampak positif bagi perekonomian di sekitar mereka.
“Dengan meningkatnya investasi, kemitraan dengan usaha kecil diharapkan dapat meningkat, menciptakan multiplier effect yang menguntungkan,” jelasnya.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Timur tidak hanya berfokus menarik investor baru, tetapi juga menjaga hubungan baik dengan investor yang sudah ada.
Selain itu, pihaknya melakukan kegiatan kemitraan dan mendata calon-calon investor yang membutuhkan fasilitas, seperti tax holiday dan tax allowance, yang merupakan kebijakan fiskal dari pemerintah Indonesia.
Dyah Wahyu menambahkan bahwa Jatim dikenal dengan kemajuan industri manufaktur dan usaha kecil. Jadi, pihaknya berkomitmen untuk menghubungkan usaha kecil dengan investasi yang sudah ada, dengan harapan industri kecil dapat menjadi penyokong yang kuat bagi usaha besar.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Timur berkomitmen untuk menjaga inflasi tetap rendah dan meningkatkan investasi demi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Sementara itu, Kombong Pasulu Koordinator Substansi Kebijakan dan Sarana Perekonomian Biro Perekonomian Setdaprov Jatim mengungkapkan bahwa dalam dua bulan terakhir, Provinsi Jawa Timur mengalami deflasi pada beberapa komoditas, berkat masuknya masa panen.
Untuk menjaga inflasi tetap terkendali, Jawa Timur menerapkan empat strategi utama: keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.
Dalam upaya menjaga keterjangkauan harga, Pemerintah Provinsi Jatim melaksanakan berbagai inisiatif, seperti operasi pasar dan gerakan pangan murah. Tim Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di kabupaten dan kota juga aktif melakukan pengendalian inflasi dengan mendirikan warung-warung etalase yang bertujuan untuk memberikan akses harga yang terjangkau bagi masyarakat.
Salah satu inovasi yang diluncurkan adalah proyek percontohan di Jombang, yang dikenal sebagai “Korporasi Petani.” Proyek ini bertujuan untuk membentuk korporasi petani khusus beras, dengan harapan dapat menjaga stok dan menstabilkan harga beras di daerah tersebut.
“Proyek ini sudah berjalan dan kami berharap dapat memberikan dampak positif bagi stabilitas harga,” jelas Kombong.
Untuk mendukung kelancaran distribusi, Dinas Perhubungan berperan penting dalam memastikan kelancaran lalu lintas komoditas di seluruh Jawa Timur.
Selain itu, komunikasi yang efektif juga menjadi fokus utama. Kombong menekankan pentingnya kolaborasi antara semua pemangku kepentingan untuk memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat.
“Terkadang, isu harga naik dapat menimbulkan kepanikan, sehingga kami berharap semua pihak dapat memberikan informasi yang akurat dan cepat kepada masyarakat,” tutupnya.
Dengan strategi-strategi ini, Provinsi Jawa Timur berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga di tengah dinamika ekonomi. (saf/faz)