Jumat, 22 November 2024

Konflik Iran-Israel, Komisi Energi DPR Minta Pemerintah Waspadai Kenaikan Harga Minyak

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel pada Minggu (14/4/2024). Foto: Reuters

Mulyanto Anggota Komisi VII DPR RI meminta pemerintah mengantisipasi kenaikan harga minyak mentah dunia pascaserangan Iran ke Israel.

Menurutnya, cepat atau lambat konflik Iran-Israel akan berdampak pada naiknya harga minyak mentah dunia. 

Kondisi tersebut diperparah dengan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (AS) yang sudah menembus angka Rp16 ribu per Dollar AS.

“Mengamati pergerakan harga minyak dunia yang terus menanjak tajam sejak awal tahun 2024, apalagi pascakonflik Iran-Israel, Pemerintah perlu segera memikirkan langkah-langkah antisipatif,” ujarnya lewat pesan tertulis, Selasa (16/4/2024).

Kondisi tersebut, lanjut Mulyanto, semacam triple shock karena terjadi di tengah kebutuhan migas dalam negeri yang naik di saat momentum Bulan Suci Ramadan dan Hari Raya Idulfitri. Serta naiknya Dollar AS terhadap Rupiah yang menembus angka Rp16 ribu per Dollar.

Ditambahkan politikus Fraksi PKS itu sebagai negara net importer migas, kenaikan harga migas dunia akan berdampak negatif bagi APBN.

Apalagi ketika kenaikan tersebut berbarengan dengan naiknya permintaan di dalam negeri serta melonjaknya kurs Dollar AS terhadap Rupiah. 

“Beda saat dulu ketika zaman jaya Indonesia sebagai negara pengekspor migas, di mana kenaikan harga migas dunia adalah berkah buat APBN kita,” tambahnya.

Sebagai informasi, harga minyak WTI hari ini USD85.6 per barel, terus naik sejak awal tahun, dari harga yang sebesar USD70 per barel atau naik sebesar 22 persen.

Angka yang lumayan besar, jauh di atas asumsi makro APBN tahun 2024 yang hanya sebesar USD82 per barel.

“Padahal, Menteri ESDM baru saja menetapkan ICP bulan maret 2024 sebesar USD 83.8 per barel (2 April 2024),” jelas Mul, sapaannya. 

Lebih lanjut, Mulyanto minta langkah antisipatif Pemerintah tersebut tidak mengambil opsi kebijakan yang merugikan rakyat kecil seperti kenaikan harga BBM atau gas LPG bersubsidi.

“Langkah antisipasinya jangan malah mengorbankan rakyat dan neningkatkan inflasi,” pungkasnya.(rid)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs