Komisi XII DPR RI menekankan pentingnya meningkatkan kontribusi sektor migas, baik hulu maupun hilir, terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
Hal ini disampaikan Bambang Haryadi Wakil Ketua Komisi XII DPR RI dalam diskusi panel bertajuk “Peran BUMD Migas terhadap Perekonomian Jatim” di Surabaya pada Senin (18/11/2024).
Bambang menyebutkan bahwa daerah perlu memperkuat peran BUMD Migas agar mampu berkontribusi lebih besar, termasuk melalui alokasi migas di sektor hilir dan participating interest (PI).
Menurutnya, daerah yang memiliki kemampuan bisa berperan lebih dalam, bahkan menjadi operator migas di wilayahnya.
“Bahkan daerah melalui BUMD Migas boleh berperan sebagai operator jika memiliki kemampuan yang kuat. Termasuk alokasi migas oleh KKKS ke BUMD Migas, boleh saja dalam jumlah besar sepanjang memiliki kemampuan dan infrastruktur yang memadai,” terang Bambang.
“Prinsipnya perolehan daerah dari sektor migas harus terus – menerus ditingkatkan, sesuai kapasitas dan regulasi yang berlaku,” imbuh anggota Fraksi Gerindra tersebut.
Profesor Imron Mawardi Guru Besar ekonomi Unair menyarankan agar BUMD Migas diperkuat di kedua sektor, dengan perhatian khusus pada wilayah yang belum memberikan PI kepada BUMD.
Ia juga menyoroti contoh keberhasilan Pemprov Riau dan Kaltim yang berhasil memperoleh PI hingga sepuluh persen dari blok migas besar.
“Jangan sampai PI yang diberikan kepada daerah skalanya berada di bawah kemampuannya. Begitu juga alokasi migas, perlu diutamakan untuk memberikan sesuai kemampuannya,” katanya.
Sedangkan Adam Rusydi Ketua Komisi C DPRD Jatim menyatakan siap mendukung negosiasi alokasi gas yang lebih besar bagi BUMD Migas, sejauh sesuai kapasitas dan regulasi.
“Kami siap mengawal kepentingan BUMD Migas, sepanjang ada kemampuan dan sesuai regulasi yang berlaku,” kata Adam.
Sementara itu, Martin Hasugian Martin Hasugian Koordinator Pokja Penerimaan Negara dan Pengelolaan Negara bukan Pajak Migas Kementerian ESDM mengungkapkan komitmen pihaknya untuk memperkuat sektor migas yang memberikan kontribusi besar terhadap APBN dan PAD.
“Pemerintah akan terus berusaha menguatkan sektor migas karena kontribusinya terhadap APBN dan PAD cukup besar. Target produksi minyak bumi satu juta barel per hari akan terus diwujudkan,” kata Martin. (saf/ipg)