Jumat, 11 Oktober 2024

Kaya di Sejumlah Sektor Pertanian dan Peternakan, Jatim Ingin Pertahankan Predikat Lumbung Pangan Nasional

Laporan oleh M. Hamim Arifin
Bagikan
Denny Kurniawan Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur dan Indyah Aryani Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dalam talkshow Merawat Bumi Majapahit di Radio Suara Surabaya, Jumat (11/10/2024). Foto: Chandra suarasurabaya.net

Jawa Timur (Jatim) masih dan ingin terus mempertahankan predikat sebagai lumbung pangan nasional, dibuktikan dengan potensi pertanian dan peternakan yang besar sehingga menopang pangan provinsi lain.

Tidak hanya sebagai produsen padi terbesar sepanjang 2020-2023, tapi juga menjadi penyedia sejumlah hewan ternak terbanyak dari total populasi nasional. Karena itu, menurut Indyah Aryani Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Jatim dikenal sebagai “gudangnya padi, gudangnya ternak”.

“Porsi sapi potong di Jatim menempati hampir 30 persen populasi di Indonesia, kantongnya ada di Sumenep,” kata Indyah dalam talkshow “Merawat Bumi Majapahit” di Radio Suara Surabaya, Jumat (11/10/2024) pagi. Angka itu, kata Indyah, membuat Jatim menopang ketersediaan sapi potong di wilayah lain.

Selain sapi potong, Jatim juga menjadi produsen sapi perah terbesar nasional dengan hampir 63 persen total populasi di Indonesia. Sama halnya dengan ayam pedaging dan ayam petelur, yang juga menjadi nomor satu nasional.

Ayam pedaging di Jatim menempati porsi hampir 28 persen dari total populasi nasional, yang menjadikannya nomor satu di Indonesia. Sementara produksi ayam petelur di Jatim sekitar 17-20 persen dari produksi nasional. Kantong ayam petelur ada di Blitar, Kediri, Tulungagung, dan Magetan.

Tak hanya menjadi produsen, Jatim juga memiliki beberapa hewan ternak dengan plasma nutfah, yaitu substansi sumber sifat keturunan yang ada di dalam setiap kelompok organisme. Seperti Sapi Madura, Itik Mojosari, Ayam Gaok, Domba Sapudi, dan Sapi Peranakan Galean.

Plasma nutfah ini merupakan kekayaan alam genetik yang berharga, karena berpotensi dikembangkan. “Semua itu sudah ditetapkan Kementerian Pertanian dan didaftarkan ke FAO (Food and Agriculture Organization),” kata Indyah.

Sedangkan di pertanian, seperti disebutkan di awal, Jatim menjadi produsen padi terbesar nasional empat tahun berturut-turut. Pada 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi padi di Jatim sebesar 9,5 juta ton gabah kering giling atau setara 5,5 juta ton beras.

Tidak hanya padi, Jatim juga kaya dengan jagung, kedelai, aneka kacang dan umbi-umbian. Selain itu, Jatim juga memiliki holtikultura yang menjadi plasma nutfah, yaitu Mangga Pasuruan.

“Macem-macem mangganya. Ada gadung, arumanis (harum manis), dan sebagainya,” kata Denny Kurniawan Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur dalam talkshow yang sama.

Dengan predikat lumbung pangan nasional, pemerintah provinsi Jatim mengajak masyarakat juga turut bangga dengan produk lokal serta bahu-membahu mempertahankan produktivitasnya.

“Memang tidak mudah, karena ada tantangannya,” kata Indyah. Seperti berpacu dengan iklim, dengan sanitasi air, serta penyakit di peternakan.

Dengan begitu, Indyah juga berharap, kekayaan pertanian dan peternakan Jatim tidak hanya menjadi andalan masyarakat lokal tapi juga nantinya bisa menopang IKN (Ibu Kota Nusantara). (ham/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Kecelakaan Mobil Box di KM 12 Tol Waru-Gunungsari

Surabaya
Jumat, 11 Oktober 2024
32o
Kurs