Ali Affandi Ketua Kadin Surabaya menegaskan bahwa warung Madura adalah sebuah inovasi untuk membuat diferensiasi yang dilakukan oleh pelaku usaha setempat.
“Warung Madura itu sebenarnya toko serba ada. Dan strategi diferensiasinya adalah bahwa warung Madura itu buka 24 jam. Dan sah-sah saja warung Madura buka 24 jam sepanjang tidak ada aturan yang melarang,” tutur Andi, sapaan akrabnya dalam keterangan resmi yang diterima suarasurabaya.net, Selasa (14/5/2024).
Andi mengungkapkan, keberadaan warung Madura sebenarnya mendatangnya berbagai kemanfaatan bagi masyarakat Surabaya.
Pertama, terpenuhinya kebutuhan masyarakat Surabaya saat malam hari. Karena sebagai kota besar, aktivitas warga Surabaya tidak hanya 12 jam, bahkan banyak yang beraktivitas 24 jam.
“Ada banyak warga yang merasa terbantu dengan adanya warung Madura. Dan warung Madura sendiri, the real economy dagang, di situ sangat membantu perputaran uang di kota Surabaya,” katanya.
Warung Madura, lanjut Andi, memiliki segmentasi berbeda dengan toko modern. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan warung Madura akan menggerus pasar toko modern.
Kedua, menjadi peluang bagi tenaga kerja di Surabaya. Warung Madura, ujarnya, telah memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja di Surabaya.
“Kalau secara kinerja, kalau penjaga warung tiga shift, maka minimal mempekerjakan tiga orang, atau seminimnya dua orang. Sehingga secara tidak langsung, berapa banyak tenaga kerja yang terserap di sana,” tandasnya.
Apalagi warung Madura sebenarnya bukan hanya milik orang Madura, tetapi ada banyak suku di Indonesia yang juga mengembangkan toko Madura. Toko Madura menjadi semacam brand mark untuk toko serba ada yang buka 24 jam.
“Warung Madura hanya sebutan saja. Saya pernah menemukan ada orang Bugis buka warung Madura. Yang penting toko Madura itu terkenal buka 24 jam,” tuturnya. (saf/ham)