Jumat, 22 November 2024

Jokowi Presiden Resmikan Pabrik Bahan Anoda Baterai Litium di KEK Kendal

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Jokowi Presiden meninjau Pabrik Bahan Anoda Baterai Litium PT Indonesia BTR New Energy Material yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah, Rabu (7/8/2024). Foto: Biro Pers Setpres

Joko Widodo Presiden, hari ini, Rabu (7/8/2024), meresmikan Pabrik Bahan Anoda Baterai Litium PT Indonesia BTR New Energy Material yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah.

Dalam sambutannya, Presiden mengapresiasi peresmian pabrik tersebut sebagai langkah penting untuk mewujudkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

“Saya sangat mengapresiasi pembangunan pabrik ini. Sehingga, rencana besar untuk membangun ekosistem mobil listrik yang terintegrasi dan kuat betul-betul satu per satu akan terealisasi,” ujarnya.

Kepala Negara melanjutkan, rencana pembangunan ekosistem kendaraan listrik yang diputuskan beberapa tahun lalu, sekarang mulai menunjukkan hasil.

Presiden mengingatkan, walau ada tantangan awal seperti larangan ekspor nikel yang memicu pro dan kontra serta gugatan dari Uni Eropa, keputusan tersebut terbukti membuahkan hasil signifikan.

“Sekarang sudah 34 billion Dollar AS nilai dari ekspor nikel kita. Dari yang sebelumnya Rp33 triliun melompat menjadi kira-kira Rp510 triliun, lompatan yang sangat besar meskipun sekali lagi awal-awal banyak yang tidak setuju,” katanya.

Pada kesempatan itu, Jokowi juga menyorot perkembangan industri smelter nikel dan bauksit di beberapa daerah di Tanah Air. Mulai dari smelter nikel dan turunannya di Morowali dan Weda Bay, smelter dari PT Freeport dan PT Amman di Sumbawa dan Gresik, hingga smelter bauksit di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

“Kalau semuanya jadi, sekali lagi ekosistemnya akan terbangun kita akan bisa masuk ke global supply chain yang itu akan memberikan nilai tambah yang besar baik masalah rekrutmen tenaga kerja mau pun terhadap pertumbuhan ekonomi kita,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Presiden memuji kecepatan pembangunan pabrik yang hanya memakan waktu 10 bulan sejak penandatanganan di Beijing.

Pabrik itu juga diharapkan mampu memproduksi 80 ribu ton material anoda per tahun pada tahap berikutnya, yang setara dengan 1,5 juta mobil listrik.

“Sangat besar sekali apalagi kalau ditambah dengan 80 ribu ton produksi di industri ini, berarti akan menjadi 3 juta mobil listrik per tahunnya, sebuah jumlah yang sangat besar. Sehingga kita akan menjadi pemasok terbesar baik EV baterai maupun kendaraan listriknya,” ucapnya.

Jokowi menegaskan, komitmen pemerintah untuk terus membangun ekosistem kendaraan listrik yang kuat dan terintegrasi, serta memanfaatkan sumber daya lokal seperti nikel, kobalt, dan mangan. Dengan begitu, Indonesia diharapkan mampu memperkuat posisi dalam pasar baterai litium dan kendaraan listrik global.(rid/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs