Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) mengusulkan pemerintah memperpanjang masa simpan dana hasil ekspor (DHE), dari yang semula tiga bulan menjadi enam bulan guna mencegah pelemahan rupiah.
Anggawira Sekretaris Jenderal BPP Hipmi di Jakarta, Sabtu (20/4/2024), mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah atas dolar AS saat ini dapat mengganggu dunia usaha dan perekonomian nasional.
Oleh karena itu, Hipmi merekomendasikan DHE yang tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 272 Tahun 2023 agar diendapkan lebih lama, karena akan efektif meningkatkan cadangan devisa RI.
“Pemerintah sudah mewajibkan para eksportir menyimpan devisa hasil ekspor sumber daya alam atau DHE SDA paling sedikit 30 persen dalam sistem keuangan Indonesia dengan jangka waktu minimal tiga bulan, kita usul diperpanjang menjadi enam bulan. Supaya mengendapnya lebih lama,” ujar dia seperti dikutip Antara.
Lebih lanjut, Hipmi juga mengajak para pengusaha untuk menggunakan fasilitas Local Currency Settlement (LCS) yang diluncurkan Bank Indonesia. Ia menilai program itu dapat mengurangi ketergantungan dunia usaha pada mata uang dolar Amerika Serikat.
“Untuk transaksi bilateral, saya ajak pengusaha-pengusaha lainnya untuk pakai LCS, jadi mengurangi ketergantungan kita terhadap dollar AS, langkah ini akan memperkuat perekonomian kita,” ujarnya.
Selain itu, Anggawira juga meminta BI menegakkan aturan tentang penggunaan mata uang rupiah, supaya masyarakat menggunakan mata uang dalam negeri di setiap transaksinya.
Sebelumnya, pada Jumat (19/4/2024), Bank Indonesia memastikan stabilitas rupiah terjaga dalam mengantisipasi dampak dari ketidakpastian penurunan suku bunga AS atau Fed Fund Rate (FFR) dan ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah.
BI melakukan pengelolaan aliran portfolio asing yang ramah pasar, termasuk operasi moneter yang pro-market dan terintegrasi dengan pendalaman pasar uang guna mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia. (ant/bil/ipg)