Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya bakal menggelar pelatihan untuk pedagang pasar grosir jualan melalui live TikTok Shop.
Dewi Soeriyawati Kepala Dinkopdag Kota Surabaya menyebut pelatihan itu setelah TikTok Shop buka kembali. Juga berkaca pada para pedagang Pasar Turi Baru yang tetap memutar roda ekonomi mesti terkadang pengunjung sepi.
“Memang kami menyiapkan konsep pelatihan mungkin seperti Pasar Turi Baru. Itu sekarang mereka sudah jalan. Di sana ini stan kosong itu sebenarnya tidak usah ragu, kan bisa dipakai tempat podcast menawarkan baju lewat online pakai TikTok. Jadi gak hanya tatap muka, tapi melayani dengan TikTok,” paparnya dihubungi suarasurabaya.net, Selasa (2/1/2024).
Untuk meratakan kemampuan atau skill semua pedagang beragam produk jualan, lanjutnya, akan mengundang influencer.
Tujuannya, influencer akan menularkan ilmu cara live memasarkan produk, mendapatkan penonton, hingga berhasil menjual barang.
“Kita mau menularkan pelatihan akan mengundang influencer ke pedagang untuk pelatihan. Pelatihan ya mesti secara pergelombang (bergantian),” tuturnya.
Pelatihan itu akan digelar segera, dalam awal tahun ini.
“Minggu ini pasti sudah ada jadwalnya, bagaimana-bagaimananya, karena harus koordinasi tempatnya, pelatihnya, anggaran,” bebernya.
Dewi berharap, pascapelatihan tidak ada pedagang yang mengeluh sepi pembeli karena tetap sibuk melayani secara online, bukan hanya lewat TikTok Shop tapi beragam aplikasi atau marketplace lain.
“Sebenarnya itu ngeluh sepi itu terhadap pendatang (pembeli). Tapi kalau sudah dibiasakan dengan adanya pakai TikTok kan ya kaya (seperti) jualan secara online itu kan. Kalau mereka gak ada pendatang gak ada yang datang beli, tapi perputaran perekonomian dia jalan, banyak yang pesan,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, merespons TikTok Shop yang dibuka kembali, Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot) Surabaya meminta pedagang toko offline menyesuaikan perkembangan digitalisasi.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, pasar tradisional, pusat belanja mal maupun pusat grosir memang tetap ada. Namun tidak bisa memaksa bertahan jika enggan mengikuti zaman. (lta/iss/ipg)