Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan inflasi tahunan pada Januari 2024 yang sebesar 2,57 persen didorong oleh inflasi pada sejumlah komoditas, di antaranya beras, sigaret kretek mesin, bawang putih, dan tomat.
“Berdasarkan kelompok pengeluaran inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,84 persen dan memberikan andil 1,63 persen terhadap inflasi umum,” kata Amalia Adininggar Widyasanti Plt. Kepala BPS dalam rilis Perkembangan Indeks Harga Konsumen Januari 2024 di Jakarta, Kamis (1/2/2024), dikutip Antara.
Dia menjelaskan terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 102,55 pada Januari 2023 menjadi 105,19 pada Januari 2024.
Secara sebaran wilayah, seluruh provinsi mengalami inflasi tahunan, dengan inflasi tertinggi terjadi di Papua Tengah sebesar 4,76 persen. Sementara inflasi terendah terjadi di Kepulauan Bangka Belitung dengan catatan 1,21 persen.
Berdasarkan komponen, inflasi terjadi pada seluruh komponen. Inflasi pada komponen inti secara tahunan terus mengalami penurunan.
Adapun komoditas yang memberikan andil inflasi di antaranya emas perhiasan, gula pasir, biaya kontrak rumah, biaya sewa rumah, dan nasi dengan lauk.
Sementara itu, tekanan inflasi tahunan komponen harga diatur pemerintah lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah sigaret kretek mesin, sigaret kretek tangan, sigaret putih mesin, tarif angkutan udara, dan tarif angkutan antarkota.
Sedangkan tekanan inflasi komponen harga bergejolak masih tinggi, di mana komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah beras, bawang putih, tomat, cabai merah, dan daging ayam ras.
Secara umum, BPS melaporkan ekonomi Indonesia mengalami inflasi 0,04 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), 2,57 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dan inflasi tahun kalender 0,04 persen (year-to-date/ytd). (ant/azw/bil/ham)