Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat sebesar 0,09 persen atau 14 poin menjadi Rp15.707 per dolar AS, dari sebelumnya Rp15.721 per dolar AS.
Meski demikian, Ariston Tjendra pengamat pasar uang menyatakan potensi pelemahan rupiah masih terbuka hari ini yang disebabkan sentimen hindar risiko akibat perang Hamas melawan Israel.
“Rencana serangan darat Israel dikhawatirkan mendorong negara lain melibatkan diri sehingga konflik meluas,” ucapnya dilansir Antara.
Isu perang Hamas melawan Israel pada pekan awal bulan Oktober 2023 memberikan pengaruh terhadap penguatan dolar AS.
Para pelaku pasar sudah mengantisipasi perang tersebut akan meluas, sehingga dolar AS yang menjadi aset aman berpotensi menguat.
Di sisi lain, ekspektasi suku bunga tinggi Bank Sentral AS untuk menekan turun inflasi AS turut mempengaruhi kemungkinan pelemahan rupiah.
Saat ini, kondisi ekonomi AS disebut masih terlihat solid, sehingga mendukung lingkungan suku bunga tinggi di AS.
Menurutnya, hal ini seharusnya mampu memberikan sentimen positif dan membantu penguatan Rupiah. Namun, biasanya sentimen eksternal lebih kuat dibandingkan sentimen internal.
“Potensi pelemahan ke area resisten Rp15.760 per dolar AS dengan potensi support di sekitar Rp15.700 per Dolar AS,” terang Lukman. (ant/saf/ham)