Nilai tukar (kurs) Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (3/10/2023), melemah 0,26 persen atau 41 poin menjadi Rp15.571 per dolar AS, dari sebelumnya Rp15.530 per dolar AS.
Kebijakan suku bunga tinggi AS yang akan bertahan lebih lama, masih menjadi pemicu penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya, termasuk Rupiah.
Ariston Tjendra pengamat pasar uang menilai inflasi dalam negeri yang stabil belum mampu meredam kekuatan dolar AS terhadap rupiah hari ini.
“Rupiah masih berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS ke kisaran Rp15.600 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp15.500 per dolar AS,” ujarnya dilansir Antara.
Ekspektasi ini didukung perbaikan data ekonomi AS dan pernyataan dari petinggi Bank Sentral AS Senin (2/10/2023) malam.
Data indeks Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur AS dari The Institute for Supply Management (ISM) pada September 2023 menunjukkan pemulihan naik ke angka indeks 49,0 dari sebelumnya 47,7.
Paling tidak, pengaruh dari ekspektasi suku bunga tinggi akan berlanjut hingga akhir tahun menimbang The Fed akan mengeluarkan kebijakan penting pada Desember 2023.
Ekspektasi suku bunga tinggi turut didukung data ekonomi AS, terutama data inflasi yang belum menurun ke arah target 2 persen.
“Sentimen pasar terhadap suku bunga tinggi masih tinggi hingga akhir tahun. Ini bisa di-counter bila data ekonomi AS menunjukkan inflasi dan kondisi ketenagakerjaan menurun,” katanya. (ant/saf/ham)