Jumat, 22 November 2024

Rupiah Berpotensi Menguat Imbas Data Penjualan Rumah AS Tertunda

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi, Kurs Rupiah menguat. Grafis: suarasurabaya.net

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, pada Jumat (29/9/2023) pagi, menguat 0,16 persen atau 25 poin menjadi Rp15.495 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.520 per dolar AS.

Lukman Leong Analis Pasar Mata Uang mengatakan kalau rupiah memang berpotensi menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang terkoreksi pasca data ekonomi AS penjualan rumah tertunda dan indeks manufaktur The Fed Kansas yang sangat lemah.

Tercatat, indeks aktivitas manufaktur The Fed Kansas melemah ke posisi minus 13 pada September 2023, dibandingkan Agustus 2023 yang sebesar 12,0.

“Penguatan (rupiah) mungkin akan terbatas, mengingat investor masih akan mengantisipasi data penting inflasi PCE (Personal Consumption Expenditure) AS malam ini,” ujarnya, Jumat (29/9/2023) seperti dikutip Antara.

Prediksi index PCE AS diperkirakan naik 0,2 persen dibanding bulan sebelumnya. Pada saat pasar menantikan data utama PCE yang akan dirilis hari ini, AS sedang menuju penutupan sebagian pemerintahan (partial government shutdown) yang dapat mempengaruhi rilis data ekonomi.

Sehingga, memberikan sedikit visibilitas mengenai kinerja perekonomian. Senat AS terus melanjutkan rencana perjanjian pendanaan sementara yang diperkirakan akan ditentang oleh Partai Republik di DPR.

Kongres AS sendiri menghadapi tenggat waktu tengah malam, pada Sabtu (30/9/2023) besok, untuk meloloskan anggaran baru guna menghindari goverment shutdown (penutupan pemerintahan). Ketua DPR Kevin McCarthy mengatakan masih ada waktu untuk mencapai kesepakatan yang terlambat

Meninjau prospek perekonomian global terutama China, Lukman menilai mata uang tersebut masih terus menekan mata uang Asia dan Eropa. “Saat ini, prospek suku bunga AS lebih dominan,” ucapnya. (ant/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs