Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus memantau harga dan ketersediaan bahan pokok, sebagai antisipasi dampak fenomena El Nino.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Surabaya terus meng-update harga dan stok bahan pokok di pasar setiap pekan.
“Jadi kita ini sudah ada tim inflasi. Inflasi ini salah satu tugasnya adalah melihat harga pasar tiap minggu,” jelasnya, Sabtu (29/7/2023).
Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya, lanjutnya, juga sudah menjalin kerja sama dengan daerah penghasil bahan pokok mengantisipasi kelangkaan stok.
“Untuk mencegah adanya kenaikan harga barang, maka kita melakukan kerja sama dengan daerah-daerah penghasil seperti telur dengan Blitar, bawang putih dan merah dengan Nganjuk. Surabaya ini bukan penghasil, tapi pemakai. Jadi kami kerja sama dengan daerah lain,” imbuhnya.
Antisipasi lain, sambung Eri, Kota Surabaya juga menanam beberapa bahan pangan sendiri.
“Kita juga menanam pangan, ada sembilan bahan pengganti padi. Kami tanam di lahan-lahan punya pemkot. Tapi kami juga berkoordinasi dengan daerah-daerah lain,” tandasnya.
Sebelumnya, Joko Widodo Presiden RI meminta semua pihak mulai BUMN, gubernur, bupati/wali kota memperbanyak pasar murah di daerah. Ini untuk mewaspadai potensi krisis pangan dampak fenomena El Nino yang diprediksi terjadi Agustus 2023 nanti. (lta/bil/iss)