Jumat, 22 November 2024

Pemerintah Kebut Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Tanah Air

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi pengisian kendaraan listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) milik PLN. Foto : PLN

Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air pada 2030 mendatang.

Industri otomotif di dalam negeri ditargetkan dapat memproduksi sembilan juta unit sepeda motor listrik roda dua dan tiga serta 600 ribu unit mobil dan bus listrik.

Target tersebut diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengurangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 21,65 juta barel atau setara pengurangan emisi CO2 sebanyak 7,9 juta ton secara total.

“Perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia semakin tumbuh, dengan kapasitas yang jauh melampaui perkembangan pasar. Hal ini juga didorong dari berbagai kebijakan strategis dari pemerintah, termasuk memberikan kepastian usaha, penyusunan roadmap, dan pengoptimalan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),” ujar Putu Juli Ardika Plt. Sekretaris Jenderal Kemenperin dilansir Antara, Kamis (19/10/2023).

Putu menyebutkan, saat ini Indonesia memiliki lima perusahaan yang memproduksi bus listrik dengan total kapasitas produksi sebesar 2.480 unit per tahun dengan total investasi Rp0,36 triliun.

Tak hanya itu, tiga perusahaan yang memproduksi mobil listrik dengan total kapasitas produksi sebesar 34.000 unit per tahun dan total investasi Rp2,403 triliun.

Selanjutnya, terdapat 48 perusahaan memproduksi sepeda motor listrik dengan kapasitas produksi 1,427 juta unit per tahun dan total investasi Rp0,818 triliun.

Putu menyampaikan, dalam mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik, Indonesia saat ini telah memiliki dua pabrik baterai, yaitu PT HLI Green Power dan PT International Chemical Industry (ABC).

Perlu diketahui PT HLI Green Power merupakan perusahaan hasil kolaborasi antara Hyundai Grup dan LG untuk memproduksi sel baterai, dengan kapasitas tahap pertama sebesar 10 GWh dan nilai investasi mencapai 1,1 miliar dolar AS.

“Pabrik baterai mobil listrik tersebut direncanakan akan selesai dibangun pada tahun 2023, dan bisa berproduksi komersial untuk menyuplai kebutuhan pabrik mobil listrik di tahun 2024,” jelasnya.

Industri sel baterai tersebut nantinya menyuplai kebutuhan bagi sekitar 150.000-170.000 kendaraan listrik.

Sedangkan, PT International Chemical industry memiliki kapasitas produksi 100 MWh per tahun (setara 9 juta butir cell), dengan target total kapasitas produksi 256 MWh per tahun (setara 25 juta butir cell).

“Saat ini untuk sepeda motor listrik sudah terdapat tiga SNI yang mengatur ketentuan standardisasi Baterai Pack untuk KBLBB (Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai) yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu SNI untuk Baterai Secara Umum (OnBoard dan Swap) dan SNI untuk baterai Swap,” imbuhnya. (ant/feb/saf/ham)

Bagikan
Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs