Perusahaan Daerah Pasar Surya menyebut hanya menemukan satu penjual MinyaKita yang melanggar ketentuan, diatas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Agus Priyo Direktur Utama PD Pasar Surya menyebut, hanya tahu satu pedagang di Pasar Tambakrejo yang menjual MinyaKita di atas HET.
“Coba nanti kami cek ke lapangan, karena ada satu toko itu tadi, dia bilang alasannya karena belinya dulu emang sudah mahal. Sementara iya. Dan katanya sekarang dia udah kembali ke HET. di Pasar Tambakrejo,” kata Agus, Kamis (16/2/2023).
Mengenai distribusi stok MinyaKita ke pedagang melalui operasi pasar pertama yang sudah dilakukan, Agus menyebut, sesuai permintaan masing-masing penjual.
“Itu permintaan pedagangnya, kemampuan beli mereka berapa. Kita gak tahu apa-apa, kita gak membatasi. Jadi dari mereka kita ajukan ke dinas terkait, soal data kebutuhan pedagang. Jadi yang ngajukan kuotanya itu pedagang, bukan PD Pasar. Jangan sampai mereka nanti ngajukan berapa, terus gak ada kemampuan bayar. kan cashflow mereka itu,” terangnya.
Soal sanksi tegas seperti yang pernah diucapkan Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan RI saat sidak ke Pasar Tambakrejo Surabaya beberapa waktu lalu, Agus menyebut, belum diterapkan.
“Untuk saat ini tidak ada sanksi tegas secara langsung. Tapi kalau kami sudah sosialisasikan bahwa ada sanksi, dan mereka bandel maka kita laporkan ke satgas pangan,” tegasnya.
Fakta di lapangan, temuan suarasurabaya.net, masih ada beberapa pedagang tersebar di sejumlah pasar menjual MinyaKita di atas HET. Alasannya beragam, mulai dari menghabiskan stok lama, ada pula yang harus membeli dari agen karena stok yang diberi Pemkot Surabaya sudah habis.
Dila, pedagang di Pasar Tambakrejo, menjual MinyaKita Rp15 ribu per liter. Menurutnya itu stok lama, dan ia tidak dapat alokasi operasi pasar dari Pemkot Surabaya.
Munani, di pasar yang sama, justru menjual Rp16 ribu per liter dengan alasan serupa, stok lama. Ia tidak dapat alokasi operasi pasar Pemkot Surabaya karena lapaknya sedang tutup.
Sementara Munati, di pasar yang sama juga menjual diatas HET lantaran stok yang didapat dari operasi pasar sudah habis diburu pembeli.
Temuan itu juga ada di Pasar Genteng, Asak, salah satu pedagang memilih menjual stok lama yang masih ada dengan harga Rp16 ribu.
Terakhir di Hanifah pedagang di Pasar Pucang juga menjual MinyaKita Rp15 ribu karena hasil kulakan di agen lain.
“Yang dari operasi pasar ada lima sampai enam dus sudah habis langsung, jualnya Rp14 ribu,” katanya.
Sekedar diketahui, Pemkot Surabaya sudah menggelar operasi pasar untuk menggelontorkan 20 ribu lebih MinyaKita ke delapan pasar di Surabaya, Sabtu (11/2/2023). Tujuannya menstabilkan harga yang sempat melonjak. Namun hingga kini, masih banyak ditemukan pedagang yang menjual MinyaKita diatas HET.(lta/abd/ipg)