Jumat, 22 November 2024

Minyak Menetap di Harga Tertinggi Pada Akhir Perdagangan Global

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi pompa minyak terlihat saat Matahari terbenam di ladang minyak Daqing, Provinsi Heilongjiang, China. Foto: Antara

Minyak menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan minyak mentah Brent melampaui 84 dolar AS per barel untuk pertama kalinya sejak April.

Kenaikan ini disebabkan oleh pengetatan pasokan setelah pengurangan produksi dari OPEC+ dan juga adanya prospek bullish terhadap permintaan minyak dari China dan pertumbuhan ekonomi global.

Melansir Antara, harga minyak mentah Brent berjangka untuk pengiriman bulan September naik sebesar 1,32 dolar AS atau 1,6 persen, mencapai penutupan pada 84,35 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Kemudian, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan September mengalami kenaikan sebesar 1,31 dolar AS atau 1,7 persen, ditutup pada 80,09 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Selama empat minggu berturut-turut, harga minyak mentah mengalami kenaikan karena ada antisipasi akan pengetatan pasokan yang disebabkan oleh pengurangan produksi dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, serta adanya beberapa pemadaman paksa.

“Kami melihat pasar minyak kekurangan pasokan,” kata analis UBS dalam sebuah laporan.

“Kami mempertahankan pandangan positif dan memperkirakan Brent naik menjadi 85-90 dolar AS selama beberapa bulan mendatang.” tambahnya.

Akan tetapi, pada hari Rabu (26/7/2023), harga minyak mengalami penurunan setelah data menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS menurun kurang dari perkiraan, dan Federal Reserve AS menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase, membuka kemungkinan adanya kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Selera risiko di pasar keuangan yang lebih luas didorong oleh meningkatnya ekspektasi bahwa bank-bank sentral seperti The Fed mendekati akhir kampanye pengetatan kebijakan, yang akan meningkatkan prospek pertumbuhan global dan permintaan energi. (ant/dvn/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs