Beragam wisata alam hingga budaya tersingkap di Kabupaten Sumenep, wilayah paling ujung timur Pulau Madura. Potensi besar wisata di sana belum sepenuhnya berkembang.
Untuk itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep berkolaborasi dengan Suara Surabaya Media menggelar Sumenep Investaphoria untuk menggaet calon investor dan mengembangkan potensi wisata di sana.
“Semangat pariwisata tidak bisa berjalan dengam sendirinya, perlu kolaborasi. Acara ini sebagai awal kolaborasi Suara Surabaya Media. Kami berkewajiban menggali potensi wisata di Jatim,” ujar Verry Firmansyah CEO Suara Surabaya Media, Senin (11/12/2023).
Kegiatan yang berlangsung di Hall Suara Surabaya Centre (SSC) itu dihadiri oleh Achmad Fauzi Wongsojudo Bupati Sumenep, sejumlah perhimpunan pengusaha, hingga para Konsultan Jenderal (Konjen) dari beberapa negara.
Diskusi yang berlangsung di Sumenep Investaphoria berlangsung gayeng. Para perhimpunan pengusaha memberi masukan kepada Pemkab Sumenep supaya berbenah untuk mengembangkan wisata.
Boediono Wakil Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) Jawa Timur (Jatim) mengutarakan potensi wisata bahari di Sumenep bisa didukung dengan ketersediaan transportasi jalur laut.
Menurutnya, wisatawan bisa memangkas waktu lebih cepat dibanding harus mengakses jalur darat yang memakan waktu sekitar empat sampai lima jam untuk tiba di Sumenep.
“Bisa menggunakan kapal Pinisi seperti di Labuhan Bajo yang bisa untuk menginap atau mengantarkan aja dari Tanjung Perak di Surabaya,” ujarnya.
Sehingga wisatawan maupun investor bisa merasakan sensasi yang berbeda. Kata Boediono, tidak melulu harus menggunakan kapal pinisi yang mahal.
Pihak Pemkab Sumenep bisa bekerja sama dengan PT Pelni untuk penyediaan kapal pinisi dengan harga terjangkau. Ia juga menyarankan keberangkatan kapal ke Sumenep tidak harus setiap hari.
Bisa setiap minggu atau setiap bulan, namun dalam sekali keberangkatan dengan syarat jumlah kuota wisatawan yang disepakati supaya tidak ada kerugian.
“Dari Pelni nanti bisa bantu juga, dan ini nggak harus setiap hari. Tapi juga satu bulan sekali dan harus kerjasama. Misalnya awal-awal 50 orang dulu tapi memberikan impact karena saya lihat pak Bupati Sumenep bisa bekerja secara pentahelix,” ucapnya.
Kerja sama pentahelix, lanjut Boediono, bakal memberikan dampak yang signifikan terhadap kemajuan wisata di Sumenep. Sebab semua unsur mulai dari akademisi, profesional, pengusaha, hingga media massa terlibat di dalamnya.
Selain itu Boediono juga menyoroti soal kebersihan lokasi wisata. Menurutnya hal ini harus diperhatikan karena akan membawa kesan bagi para wisatawan.
“Jangan sampai, setelah wisatawan pulang image Sumenep jelek soal kebersihan. Jadi juga harus diperhatikan,” ujarnya.
Sementara itu Achmad Fauzi Wongsojudo Bupati Sumenep menuturkan, semua masukan yang diberikan oleh semua tamu yang hadir dalam acara ini akan segera ditindaklanjuti.
Fauzi menyebut, dirinya sudah menunggu adanya kegiatan semacam Sumenep Investaphora ini. Sebab masih banyak yang harus dibenahi soal pariwisata di Sumenep.
“Karena menurut kami wisata ini sebuah potensi yang sangat besar,” ujarnya
Bupati Sumenep itu mengatakan, dalam waktu dekat dirinya akan segera membenahi sektor SDM, infrastuktur, akomodasi dan hotel, serta yang terpenting adalah jaminan keamanan.
“Itu poin utama orang nggak mau wisata kalau nggak aman,” katanya.
Fauzi menyebut potensi wisata di Sumenep sangatlah besar dan bisa berdampak pada perekonomian. Hal itu terbukti dengan masuknya investasi ke Sumenep.
“Ya di tahun 2021 sebanyak Rp786 miliar kemudian di tahun 2022 Rp789 miliar,” kata Fauzi.
Pada kesempatan yang sama Fiona Hoggart dari Konjen Australia menilai kegiatan Sumenep Investaphoria ini sebagai potensi untuk membuka destinasi wisata baru di wilayah Jatim.
“Wah ini Sumenep destinasi baru, mungkin terutama untuk kaum muda yang suka adventure dan traveling sangat menarik
Fiona mengaku tertarik untuk berkunjung dan menikmati keindahan Sumenep. Namun dirinya juga berpendapat, apabila Sumenep ingin menggaet turis mancanegara maka harus mengutamakan kebersihan.
“Jangan sampai dengan kedatangan banyak turis tempat-tempat yang indah itu jadi tidak bagus lagi,” ungkapnya. (wld/saf/ipg)