Sabtu, 23 November 2024

Krisis Credit Suisse dan Bank-Bank AS Menimbulkan Lebih Banyak Masalah di Eropa

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi logo Credit Suisse. Foto: Reuters

Credit Suisse raksasa perbankan asal Swiss kehilangan hampir seperempat nilainya pada Rabu (15/3/2023), di tengah meningkatnya kejatuhan akibat runtuhnya dua bank regional di Amerika Serikat (AS).

Ini menandai untuk kedua kalinya dalam tiga sesi perdagangan sejak runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) California, dan diikuti kegagalan dari Signature Bank dari New York, yang menyebabkan saham keuangan Eropa terpukul parah.

Namun, dampak dramatis pada Credit Suisse dalam perdagangan pada Rabu (15/3/2023) sebagian besar tidak terduga, karena lembaganya sangat besar.

Melansir Antara, menurut data tahun 2022 dari Insider Intelligence, Credit Suisse adalah bank terbesar kedua di Swiss dan terbesar ke-17 di Eropa, dengan aset yang dikendalikan sekitar 730 miliar euro (772 miliar dolar AS).

Credit Suisse sahamnya anjlok sebesar 24 persen dalam perdagangan Rabu (15/3/2023), mengakhiri hari di 1,7 franc Swiss dalam perdagangan berat. Di awal sesi saham turun lebih dari 30 persen.

Kejatuhan pada Rabu (15/3/2023) adalah sesi penurunan kesepuluh berturut-turut untuk saham perusahaan. Mereka telah kehilangan hampir 40 persen nilainya sejak 3 Maret, ketika saham yang diperdagangkan pada 2,78 franc Swiss.

Perkembangan terbaru juga meningkatkan volatilitas franc Swiss dibandingkan dengan euro, dolar AS, dan mata uang utama lainnya.

Bursa saham di seluruh Eropa juga dipengaruhi oleh kerugian Rabu (15/3/2023). Indeks saham unggulan DAX 40 di Bursa Efek Frankfurt Jerman turun 3,3 persen, di Paris indeks CAC 40 turun 3,6 persen, di Milan saham tergelincir 4,6 persen, di Madrid turun 4,3 persen, dan di Amsterdam jatuh 2,9 persen.

Dalam banyak kasus, saham sektor keuangan memimpin penurunan karena investor mengkhawatirkan dampak lebih lanjut pada lembaga perbankan.

Aksi jual Credit Suisse dilaporkan dipicu oleh laporan keuangan tahunan yang lebih lemah dari perkiraan, diikuti oleh pengumuman bahwa pemegang saham terkemuka yakni Saudi National Bank (SNB), tidak akan memberikan dukungan keuangan baru melalui akuisisi lebih banyak saham.

Bank sentral Swiss mengatakan pada Rabu (15/3/2023) malam bahwa mereka akan memberikan uang tunai kepada Credit Suisse jika diperlukan untuk mempertahankannya, meskipun para pejabat mengatakan bank tersebut tidak berisiko bangkrut.

Sementara itu, Bank Sentral Eropa memberi tahu pemberi pinjaman utama Eropa lainnya untuk memantau eksposur mereka terhadap saham dan obligasi Credit Suisse.

Bank-bank Eropa telah berada di bawah tekanan selama 12 bulan terakhir, dengan tingkat inflasi melonjak di tengah pasokan energi dan masalah perdagangan terkait dengan konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.(ant/ihz/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs