Jumat, 22 November 2024

Kadin Jatim: Transformasi Dunia Kerja di Era Digital Adalah Keniscayaan

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
seminar dan workshop "Kadin Digital" pada Rabu (29/11/2023) di Graha Kadin Jatim.

M Rizal Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menegaskan bahwa terjadinya transformasi dunia kerja menuju budaya kerja baru adalah hal yang tidak bisa dihindari dan menjadi sebuah keniscayaan di era digital saat ini.

Kondisi ini akibat dari makin meluasnya sektor yang menerapkan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari dan makin banyaknya pihak yang menggunakan teknologi tersebut dalam proses kerjanya, termasuk di tubuh Kadin Jatim dan anggotanya.

Oleh karena itu, bersama IHK Trier Jerman, Kadin Jatim berupaya menyiapkan seluruh karyawan beserta anggotanya, baik dari asosiasi maupun perusahaan swasta lainnya untuk siap menghadapi perubahan tersebut dengan menggelar seminar dan workshop “Kadin Digital” di Graha Kadin Jatim, Rabu (29/11/2023) lalu.

Seminar dan workshop diikuti sekitar 50 orang yang terdiri dari pengurus Kadin Jatim dan Kadin Kabupaten Kota, perwakilan dari Asosiasi Anggota Kadin, para pengusaha serta konsultan vokasi. “Ini adalah upaya kami agar karyawan Kadin Jatim dan Kadin Daerah siap menghadapi perubahan iklim kerja,” ungkap Rizal dalam siaran pers pada suarasurabaya.net, Jumat (1/12/2023).

Sabine Ney Juru Bicara CEO dan Ketua Umum IHK Trier Jerman yang menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut mengungkapkan bahwa kegiatan ini ditujukan agar para karyawan Kadin, baik Jatim maupun daerah serta asosiasi dan konsultan vokasi memahami bagaimana cara menghadapi new work atau dunia kerja baru yang mulai berubah sejak pandemi Covid-19.

“Saat itu, semua orang tidak bisa bertemu kembali, sehingga Kadin harus memutar otak bagaimana tetap bisa melayani tanpa tatap muka. Maka solusinya adalah digitalisasi layanan. Dan ini sudah dilakukan di seluruh Kadin di wilayah Jawa Timur, tinggal kadarnya saja yang berbeda,” ujar Sabine Ney.

Agar mereka lebih siap dan optimis menghadapi perubahan tersebut, maka mereka harus tahu apa saja yang dibutuhkan dalam pelaksanaanya. Dalam penerapan new work, lanjutnya, ada beberapa hal yang dibutuhkan, mulai dari adanya mindset atau visi dan nilai baru, toolset baru yang berupa peralatan seperti ruang, proses dan teknologi serta skillset baru seperti kompetensi dan pengalaman.

Beberapa hal tersebut menjadi penentu kesuksesan dalam menghadapi new work. “Tujuannya adalah tata kerja yang inovatif untuk bekerja lebih cekatan, lebih cepat, lebih efisien dan lebih berkelanjutan,” tandasnya.

Ia kemudian memberikan contoh, bahwa antara karyawan kesekretariatan dengan pengurus Kadin harus ada rasa saling percaya namun tetap harus dilandasi dengan leadership yang bagus dalam jajarannya.

“Dalam new work nantinya, struktur akan lebih datar, hirarki tidak terlalu tinggi agar komunikasi lebih terbuka, cepat dan transparan. Sehingga dalam pengambilan keputusan, sekretariat dilibatkan. Karena sebenarnya dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari adalah sekretariatan. Tim sekretariat dituntut untuk berkolaborasi dengan yang lain, dituntut tanggung jawab kebun besar dalam memberikan masukan,” katanya.

Selain itu, jam kerja juga akan lebih fleksibel. Jika sebelumnya karyawan harus kerja selama 8 jam misalnya, maka sekarang tidak harus sepanjang itu. Asal tanggung jawab kerja yang diemban telah dilaksanakan dengan baik, maka karyawan bisa pulang cepat.

“Yang tidak kalah pentingnya adalah pemberian apresiasi atau penghargaan. Ini sangat penting karena akan menjadi motivasi staf sekretaris yang sedang belajar new work,” tegasnya.

Seminar dilanjutkan dengan workshop dan sharing season yang dimoderatori oleh Andreas Gosche Koordinator Program Kemitraan Vokasi IHK (Kadin Trier Jerman) serta Kamaluddin dan Mohammad Reza Asisten Program IHK Trier.

Pada kesempatan tersebut, seluruh peserta diperbolehkan untuk mengeksplorasi kondisi di kantor masing-masing. Dan ternyata dari semua yang diutarakan peserta, iklim kerja di Kadin Jatim dan kabupaten kota sudah cukup cukup berkembang.

“Di Jatim sudah mulai banyak yang menerapkan digitalisasi, Kadin Sidoarjo misalnya sudah banyak yang paperless, tetapi memang masih ada dokumen tertentu yang harus dicetak. Kadin kota Pasuruan juga telah melaksanakan meeting dengan zoom atau hybrid. Tinggal bagaimana meningkatkannya agar lebih siap,” pungkasnya.(and/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs