Jumat, 22 November 2024

IMF Naikkan Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Global 2023

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Logo Dana Moneter Internasional (IMF) di luar gedung kantor pusat di Washington AS. Foto: Reuters/Antara

Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (25/7/2023) waktu setempat, menaikkan sedikit perkiraan pertumbuhan global 2023. Hal ini mengingat aktivitas ekonomi yang tangguh pada kuartal pertama.

Dilansir dari Antara pada Rabu (26/7/2023), IMF juga memperingatkan bahwa tantangan yang terus-menerus mengurangi prospek jangka menengah.

IMF dalam World Economic Outlook terbaru mengatakan, inflasi turun dan tekanan akut di sektor perbankan telah surut. Tetapi keseimbangan risiko yang dihadapi ekonomi global tetap cenderung negatif dan kredit ketat.

IMF mengatakan, sekarang memproyeksikan pertumbuhan PDB riil global sebesar 3,0 persen pada 2023. Naik 0,2 poin persentase dari perkiraan April. Tetapi prospek untuk tahun 2024 tidak berubah, juga sebesar 3,0 persen.

Prakiraan pertumbuhan 2023-2024 tetap lemah menurut standar historis, jauh di bawah rata-rata tahunan sebesar 3,8 persen yang terlihat pada 2000-2019.

Sebagian besar disebabkan oleh manufaktur yang lebih lemah di negara maju dan dapat bertahan di level tersebut selama bertahun-tahun.

“Kami berada di jalur yang benar, tetapi kami belum keluar dari kesulitan,” kata Pierre-Olivier Gourinchas kepala ekonom IMF.

Gourinchas mencatat bahwa peningkatan tersebut sebagian besar didorong oleh hasil kuartal pertama.

“Apa yang kami lihat ketika kami melihat lima tahun ke depan sebenarnya mendekati 3,0 persen, mungkin sedikit di atas 3,0 persen. Ini adalah pelambatan yang signifikan dibandingkan dengan yang kami alami sebelum Covid,” imbuhnya.

Ini juga terkait dengan penuaan populasi global, terutama di negara-negara seperti China, Jerman, dan Jepang, katanya. Teknologi baru dapat meningkatkan produktivitas di tahun-tahun mendatang, tetapi pada gilirannya dapat mengganggu pasar tenaga kerja.

Prospek “secara luas stabil” di pasar negara-negara emerging market dan berkembang untuk 2023-2024, dengan pertumbuhan 4,0 persen diharapkan pada 2023 dan 4,1 persen pada 2024, kata IMF.

Tapi pihaknya mencatat bahwa ketersediaan kredit sangat ketat dan ada risiko kesulitan utang dapat menyebar ke kelompok ekonomi yang lebih luas. IMF mencatat bahwa dunia sudah lebih baik seiring dengan berakhirnya pandemi Covid-19.

“Tetapi kekuatan yang menghambat pertumbuhan pada tahun 2022 tetap ada,” kata IMF.

IMF menyebut inflasi yang masih tinggi yang mengikis daya beli rumah tangga. Suku bunga yang lebih tinggi yang menaikkan biaya pinjaman dan akses kredit yang lebih ketat sebagai akibat dari tekanan perbankan yang muncul pada Maret.

“Perdagangan internasional dan indikator permintaan dan produksi di bidang manufaktur semuanya menunjukkan pelemahan lebih lanjut,” kata IMF

Mereka mencatat, kelebihan tabungan yang dibangun selama pandemi menurun di negara-negara maju, terutama di Amerika Serikat.

Sementara itu, kekhawatiran tentang kesehatan sektor perbankan, yang lebih akut pada April, telah mereda. Gejolak sektor keuangan dapat berlanjut karena pasar menyesuaikan diri dengan pengetatan lebih lanjut oleh bank-bank sentral.

IMF memperkirakan bahwa inflasi utama global akan turun menjadi 6,8 persen pada 2023, dari 8,7 persen pada tahun 2022. Kemudian turun menjadi 5,2 persen pada tahun 2024.

Tetapi inflasi inti akan menurun secara bertahap. Mencapai 6,0 persen pada tahun 2023 dari 6,5 persen pada 2022 dan menurun menjadi 4,7 persen pada 2024.

Gourinchas mengatakan kepada Reuters bahwa diperlukan waktu hingga akhir 2024 atau awal 2025 hingga inflasi turun ke target bank sentral dan siklus pengetatan moneter saat ini akan berakhir. (ant/saf/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs